kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sri Mulyani: Penambahan kasus Covid-19 seiring pelaksanaan tes yang juga meningkat


Sabtu, 27 Juni 2020 / 17:21 WIB
Sri Mulyani: Penambahan kasus Covid-19 seiring pelaksanaan tes yang juga meningkat
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani. FOTO ANTARA/Puspa Perwitasari/foc.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mencatat ada tambahan 1.385 kasus baru yang terinfeksi Covid-19 di Indonesia. Oleh sebab itu, hingga hari ini (27/6), total kasus positif di Indonesia menjadi 52.812.  Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebut, yang menyebabkan peningkatan jumlah kasus positif salah satunya adalah peningkatan jumlah tes. 

"Kalau Maret dulu, jumlah test sekitar 1000 per hari dan alat PCR juga diadakan dengan impor. Sekarang kita sudah bisa memproduksi sendiri dan tes meningkat menjadi 15 ribu per hari sehingga yang teridentifikasi makin banyak," kata Sri Mulyani, Sabtu (27/6) dalam acara Business Talk Series Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor (SB-IPB). 

Baca Juga: Ini progres penyerapan stimulus fiskal penanganan Covid-19 dan PEN per 27 Juni 2020

Penyebaran Covid-19 ini diakui Sri Mulyani memberikan efek domino, yaitu dari aspek kesehatan lalu merembet ke aspek sosial, ekonomi, serta keuangan. 

Dari aspek sosial, ini menghentikan aktivitas ekonomi sehingga berkonsekuensi pada penyerapan tenaga kerja. Dari aspek ekonomi, ini menyebabkan daya beli menurun sehingga konsumsi terganggu, investasi terhambat, serta ekspor impor terkontraksi. 

Sementara itu, dari aspek keuangan, Covid-19 membawa volatilitas dan gejolak sektor keuangan dan potensi tekanan pada NPL, profitabilitas, dan solvabilitas perusahaan. 

Baca Juga: Update Corona Indonesia, Sabtu (27/6): 52.812 kasus, 21.909 sembuh, 2.720 meninggal

Untuk itu, diperlukan adanya respons policy yang cepat dan tepat untuk menghalau dampak negatif lebih lanjut dari pandemi ini. Sri Mulyani mengaku, kalau ini akan menjadi tantangan yang sangat besar bagi Indonesia. 

"Untuk itu, pemerintah serta otoritas fiskal tidak bisa berjalan sendiri. Kami membutuhkan otoritas lain untuk berkontribusi, seperti Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) karena dampaknya sangat luar biasa," imbuhnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×