Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai, penguatan rupiah dalam beberapa hari terakhir harus dicermati secara seksama. Berdasarkan nilai kurs tengah Bank Indonesia hari ini, mata uang garuda berada di level Rp 12.952 per dollar AS.
Penguatan rupiah bisa menekan inflasi yang bersumber dari barang-barang impor atau imported inflation. "Daya beli masyarakat akan baik karena ekspektasi inflasi rendah," kata Sri Mulyani, Kamis (29/9) di Jakarta.
Namun, di sisi lain, dengan penguatan rupiah, penerimaan minyak dan gas bisa turun. Oleh karenanya, Sri Mulyani akan fokus menjaga agar sampai akhir tahun APBN-P 2016 tetap terkendali.
Lebih jauh, menurutnya, penguatan rupiah ini dipengaruhi oleh sentimen program pengampunan pajak. Tax amnesty dinilai telah menimbulkan persepsi positif terhadap perekonomian dalam negeri.
Di sisi lain, pemulihan ekonomi global diperkirakan belum sesuai dengan ekspektasi. Dia memperkirakan, dalam pertemuan antar Menteri Keuangan dalam forum tahunan International Monetery Found (IMF) mapun Bank Dunia pekan depan, gambaran ekonomi global masih rapuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News