kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Sri Mulyani: Kenaikan yield SUN dapat goncang stabilitas sistem keuangan


Senin, 06 April 2020 / 15:20 WIB
Sri Mulyani: Kenaikan yield SUN dapat goncang stabilitas sistem keuangan
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati


Reporter: Grace Olivia | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, kondisi pasar surat berharga negara (SBN) yang mengalami tekanan besar sebagai dampak dari wabah virus corona. 
Meski kondisi fundamental makroekonomi Indonesia selama ini relatif baik, Indonesia tak imun terhadap gejolak perekonomian dan pasar keuangan global saat ini. 

“Harga saham menurun, nilai tukar mengalami tekanan, dan terjadi arus modal keluar (capital outflow) yang sangat tinggi terutama pada pasar SBN,” tutur Sri Mulyani d alam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI dan anggota KSSK, Senin (6/4). 

Bank Indonesia (BI) mencatat, penjualan bersih pada pasar SBN domestik sebesar Rp 135,08 triliun secara year-to-date (ytd) hingga 1 April lalu. Sementara, total capital outflow secara keseluruhan mencapai Rp 148,76 triliun secara ytd. 

Baca Juga: Hingga Maret, pemerintah tarik utang lewat SBN sebesar Rp 243,8 triliun

Selain outflow, Sri Mulyani mengungkapkan, terjadi lonjakan tingkat yield pada lelang surat utang negara (SUN) acuan bertenor 10 tahun yang dilakukan pemerintah. Sejak 18 Februari hingga akhir Maret, yield SUN 10 tahun pada lelang SUN mengalami kenaikan sebesar 130 basis poin ke level 7,8%.

Berdasarkan data Bloomberg, Senin (6/4), yield FR0082 yang merupakan benchmark untuk SUN acuan 10 tahun sudah berada di 8,147%. Naik dari posisi di Jumat (3/4) yang masih ada di 8,085%.

“Akselerasi kenaikan yield terutama pada bulan Februari dan Maret,” sambungnya. 

Baca Juga: Terpapar virus corona, penawaran lelang SUN hari ini hanya Rp 33,51 triliun

Melonjaknya tingkat yield juga diiringi dengan nilai penawaran masuk (incoming bids) dalam lelang SUN dwimingguan yang mengalami tren penurunan cukup signifikan. 

Pada lelang SUN terakhir di akhir Maret lalu, incoming bids tercatat hanya sebesar Rp 34 triliun. Padahal di awal tahun, incoming bids pada lelang SUN sempat menyentuh Rp 127 triliun dalam satu kali lelang. 


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×