Reporter: Kiki Safitri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - SURABAYA. Mentri Keuangan Sri Mulyani hadir dalam acara Woman Participation for Economic Inclusiveness yang diselenggarakan di Hotel Sheraton Surabaya, Kamis (2/8). Dalam kesempatan ini, Sri Mulyani menyampaikan terkait kesetaraan gender guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
“Topik yang kita angkat pada saat ini adalah gender equality yang sangat relevan tidak hanya untuk Indonesia tapi bahkan bagi seluruh dunia, tidak hanya negara berkembang tapi juga negara maju. Topik ini kita angkat karena kita percaya bahwa secara potential seluruh ekonomi di dunia yang meningkatkan pemihakan atau empowering penguatan kepada perempuan maupun anak-anak perempuan,” kata Sri Mulyani.
Acara diskusi yang dimulai sejak pukul 9.00 wib untuk sesi I dan pukul 13.00 WIBuntuk sesi II, ini membahas terkait isu-isu gender, di mana masalah kesetaraan masih kerap kali ditemui di Indonesia.
Sri Mulyani dalam pidatonya menyebutkan bahwa sejauh ini, seorang wanita yang menjalani pendidikan lalu berumah tangga dan hamil secara tidak langsung harus memilih apakah melanjutkan pendidikan atau mengurus keluarganya. Hal ini dinilai melanggar kesetaraan gender yang seharusnya dilakukan.
“Mereka (pelajar) akan keluar, karena dinilai mereka nanti bagaimana membagi waktu untuk mengurus anak dan menjalankan pendidikan,” ujarnya.
Sikap pemerintah dalam menyikapi hal ini adalah dengan memberikan sosialisasi terkait dengan masa depan wanita yang bila mana diberikan kesempatan untuk setara dengan laki-laki maka mereka juga bisa mendukung dan berkontribusi besar dalam pembangunan bangsa.
“Dari program pemerintah yang sangat critical untuk menciptakan equality dari segi gender adalah berasal dari awal, mulai dari PAUD hingga bagaimana terutama kelompok keluarga miskin tidak mengalami pressure sehingga anak-anak perempuannya kemudian tidak bisa bersekolah,” tegasnya.
Oleh karena itu Sri Mulyani berharap agar program pemerintah seperti PKH (Program Keluarga Harapan) ditingkatkan dari sisi jumlah keluarganya.
“Tahun ini kita mencapai 10 juta keluarga penerima PKH dan nilainnya untuk tahun depan bahkan dapat dinaikkan. Inilah mengapa pemerintah memberikan perhatian sangat penuh terhadap pengurangan kemiskinan dan bahkan melakukan yang disebut bantuan langsung kepada keluarga-keluarga pra sejahtera atau penerima keluarga harapan. Tujuannya untuk memotong siklus kemiskinan terutama dari sisi gender.” tegasnya.
Acara ini turut dihadiri oleh banyak tokoh-tokoh perempuan seperti Yohana Susana Yambise Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Vivi Alatas Lead Economist for the World Bank, Nurhaida selaku Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News