Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peran sektor keuangan sangat penting dalam menjaga stabilitas dan mendorong pemulihan ekonomi di dalam negeri. Seperti dalam berbagai perekonomian, sektor keuangan memiliki fungsi intermediasi yang sangat penting dalam menghubungkan antara mereka yang memiliki dana dan yang membutuhkan dana.
Namun Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa sektor keuangan di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan.
Pertama, sektor keuangan di Indonesia terhadap perekonomian masih relatif kecil. Bahkan jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN angkanya juga masih jauh.
Pasalnya, kapitalisasi pasar modal Indonesia hanya mencapai 48% dari produk domestik bruto (PDB), sementara jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Singapura dan Filipina memiliki kapitalisasi pasar modalnya hingga mendekati 100%.
Baca Juga: Kemenkeu: Penerimaan Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 185,1 Triliun Hingga Juli 2022
"Ini artinya Indonesia memiliki peluang untuk terus meningkatkan peranan pasar modal sebagai salah satu sektor keuangan yang bisa menjadi intermediasi yang baik dan produktif," ujar Sri Mulyani dalam acara LIKE IT: Sustain Habit in Investing, Invest in Sustainable Instruments, Jumat (12/8).
Kedua, Sri Mulyani bilang, sektor keuangan di Indonesia masih berorientasi kepada akumulasi dana yang sifatnya jangka pendek.
Menurutnya hal tersebut sangat menyulitkan saat kebutuhan pembangunan dan perekonomian sering membutuhkan dana yang berasal dari sumber dana jangka panjang.
Sebagai contoh untuk pembangunan infrastruktur yang biasanya membutuhkan dana sangat besar dan kemampuan mengembalikannya membutuhkan waktu yang lama bahkan bisa sampai 30 tahun.
"Oleh karena itu, kemampuan Indonesia untuk mampu memupuk dana jangka panjang menjadi sangat penting," katanya.
Baca Juga: Menko Airlangga Ingatkan Dana PEN Berakhir di Tahun Ini, Simak Penjelasannya
Namun saat ini, Sri Mulyani mengatakan, sektor keuangan di Indonesia masih didominasi oleh sektor perbankan, di mana 80% dana di sektor keuangan masih berada di perbankan, dan mayoritas dalam bentuk deposito atau simpanan yang berjangka pendek.
Sementara itu, sektor yang memiliki kemampuan mengakumulasi dana jangka panjang, seperti industri asuransi, dana pensiun, kontribusi dalam sektor keuangan Indonesia hanya sebesar 14%.
"Ini menjadi salah satu pekerjaan rumah bagi kita, terutama KSSK untuk terus mampu membangun sektor keuangan yang mampu mengumpulkan dan memobilisasi dana dalam jangka panjang yang kuat dan kredibel. Tentu ini merupakan PR yang tidak mudah," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News