kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

S&P pertahankan outlook negatif dan peringkat BBB sovereign credit rating Indonesia


Kamis, 22 April 2021 / 23:09 WIB
S&P pertahankan outlook negatif dan peringkat BBB sovereign credit rating Indonesia
ILUSTRASI. Ratings agency Standard & Poors building is seen in New York's financial district, December 8, 2011.REUTERS/BRENDAN MCDERMID


Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pemeringkat utang global Standard and Poor's (S&P) menyampaikan update peringkat utang Indonesia.

S&P menyatakan mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB dengan outlook negatif pada 22 April 2021. 

Dalam laporannya, S&P menyatakan peringkat Indonesia dipertahankan pada level BBB karena prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat dan rekam jejak kebijakan yang berhati-hati yang tetap ditempuh otoritas moneter maupun fiskal. 

Pada sisi lain, S&P juga menyatakan bahwa risiko fiskal dan risiko eksternal  Indonesia berkaitan dengan pandemi Covid-19 perlu menjadi perhatian.

Menanggapi keputusan S&P tersebut, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, Kamis (22/4) malam dalam pernyataan tertulis menyatakan, afirmasi rating Indonesia tersebut menunjukkan bahwa, di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, lembaga pemeringkat utang global tetap memiliki keyakinan yang kuat atas terjaganya stabilitas makroekonomi dan prospek ekonomi jangka menengah Indonesia. 

Peringkat utang dari S&P ini didukung oleh kredibilitas kebijakan dan sinergi bauran kebijakan yang kuat antara Bank Indonesia dan Pemerintah. 

Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik, serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Selain itu BI  terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah untuk mempercepat proses pemulihan ekonomi nasional. 

Di sisi fiskal, dalam jangka pendek, S&P memperkirakan Pemerintah akan mempertahankan kebijakan fiskal yang ekspansif untuk mendorong pemulihan ekonomi.

Kebijakan ini akan menyebabkan defisit fiskal akan lebih tinggi dibandingkan rata-rata historisnya. 

S&P juga memandang dukungan fiskal masih dibutuhkan  untuk mitigasi dampak pandemi dan mendukung pemulihan ekonomi. 

Selain itu S&P memperkirakan bahwa Pemerintah akan secara bertahap mengembalikan kebijakan fiskal ke arah yang lebih prudent atau berhati-hati.

S&P mencatat peran Bank Indonesia dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan meredakan guncangan ekonomi dan keuangan. 

Langkah Bank Indonesia untuk membeli surat berharga Pemerintah di pasar primer sebagai last resort, bisa membantu Pemerintah mengelola kebutuhan pendanaan dan menurunkan beban bunga ketika pasar keuangan sedang mengalami tekanan. 

S&P memandang langkah ini tidak terindikasi memberikan dampak signifikan terhadap kenaikan inflasi maupun lonjakan imbal hasil obligasi.

S&P sebelumnya mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia pada BBB dan merevisi outlook dari Stabil menjadi negatif pada 17 April 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×