Reporter: Siti Masitoh | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Lembaga pemeringkat Standard and Poors (S&P) Global memperkirakan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) pada pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan melonjak.
Mengutip hasil penelitian S&P Global Edisi 30 Juli 2024, disebutkan bahwa n defisit anggaran dalam tiga tahun ke depan akan lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2022-2024.
“Pemerintahan baru telah mengindikasikan bahwa mereka tidak berniat melakukan perubahan hukum untuk memungkinkan defisit yang lebih tinggi. Namun, mengingat rencana pengeluarannya, kemungkinan besar negara ini akan mengalami kekurangan anggaran yang mendekati batas legal sebesar 3% dari produk domestik bruto (PDB),” mengutip laporan tersebut Rabu (31/7).
S&P menyebut, pemerintahan baru nantinya kemungkinan tidak bisa mengerek defisit menjadi lebih rendah karena pendapatan negara yang akan diperoleh mungkin tidak akan sebesar tahun sebelumnya.
Baca Juga: Bersiap! Puncak Utang Jatuh Tempo Akan Menanti Pemerintahan Baru
Diperkirakan, rasio pendapatan Indonesia terhadap PDB dalam beberapa tahun ke depan akan stabil di bawah 15% PDB, bahkan sedikit turun dari tingkat dua tahun terakhir.
Sebagaimana yang sudah diketahui, sebelumnya terdapat spekulasi bahwa presiden terpilih Prabowo Subianto akan merevisi batas atas defisit anggaran diatas 3%, dan rasio utang memungkinkan meningkat hingga 50%, yang saat ini tercatat sebesar 39% dari PDB.
Tim Prabowo mengkonfirmasi bahwa akan tetap mematuhi batas atas defisit legal sebesar 3% dari PDB, pun mereka membantah akan mengerek rasio utang hingga 50% dari PDB.
“Meskipun terdapat jaminan-jaminan tersebut, ketidakpastian kebijakan kemungkinan akan tetap ada sampai pemerintah berikutnya mengumumkan rencana tersebut secara rinci,” tulis laporan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News