Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Pemerintah berjanji untuk memberikan insentif bagi industri manufaktur agar bisa berkembang. Insentif diberikan, sebab menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil, dalam beberapa tahun terakhir pertumbuhan industri manufaktur adalah negatif.
Turunnya industri manufaktur berbahaya karena industri ini menciptakan banyak lapangan kerja. Oleh karena itu pemerintah akan memberikan insentif agar industri ini bisa kembali tumbuh positif. Insentif yang rencananya akan dijalankan pada tahun depan ini berupa fasilitas-fasilitas dan kemudahan.
Contohnya, apabila investor memerlukan perumahan untuk para pegawainya, maka pemerintah akan membangun rusunawa. "Pemerintah juga akan bangun sekolah dan fasilitas kesehatan," ujarnya, Selasa (25/11).
Tidak hanya itu, jika investor membutuhkan pelabuhan, akses jalan tol ataupun akses rel kereta api untuk memperlancar usaha industri maka pemerintah akan membangun infrastruktur tersebut.
Dalam hal insentif ini, Sofyan mengakui, pemerintah akan melihat jenis sektor industri manufaktur berikut lokasi yang akan dituju. Hal ini terkait dengan potensi masing-masing wilayah. Misalnya, Sulawesi. Wilayah ini memiliki potensi pada pembangunan smelter yang memproduksi bauksit untuk diolah menjadi feronikel.
Mengenai anggaran yang akan dialokasikan untuk insentif industri manufaktur ini, Sofyan masih belum bisa menjelaskan secara detil. Hanya saja anggaran dari penghematan subsidi bahan bakar minyak (BBM) dengan adanya kenaikan harga akan dialokasikan untuk usaha yang produktif, salah satunya dana insentif bagi industri manufaktur.
"Setiap sen yang dialokasikan dari penghematan BBM akan digunakan untuk tujuan produktif seperti itu," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News