Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tim Ekonomi BCA memaparkan bahwa dampak perekonomian akan terjadi dalam proses pemindahan ibukota negara ke Kalimantan Timur. Mereka menyebutnya dengan first-round effect, second-round effect, dan third-round effect.
First-round effect merupakan yang terjadi saat proses pemindahan ibukota dan diproyeksi akan terjadi/dirasakan pada tahun 2020-2025. Nilai pembangunan di sini direncanakan sebesar Rp 466 triliun.
Baca Juga: Tim riset BCA: Pemindahan ibu kota positif bagi pertumbuhan ekonomi
Dalam langkah pertama ini, para ekonom BCA juga melihat bahwa akan ada penyerapan tenaga kerja dalam jumlah yang besar, yaitu sebesar 200 ribu hingga 550 ribu.
Sektor yang paling diuntungkan adalah konstruksi dan trading untuk di Jawa dan Kalimantan, sektor keuangan, mesin dan alat berat, serta makanan dan minuman.
Selanjutnya adalah second-round effect yang akan terjadi dan dirasakan pada tahun 2024-2027, yaitu saat mulai berada di ibukota baru. Kepala ekonom BCA David menyoroti akan ada pemindahan PNS dengan total 200-400 PNS.
Baca Juga: Di balik pemindahan ibu kota, benarkah ada deal politik? Ini kata Istana..
Dalam tahap itu, penduduk ibukota baru diestimasikan akan berada di sekitar 800 ribu hingga 1,5 juta yang sudah termasuk dengan keluarga PNS dan akan ada 400 ribu sampai 600 ribu lapangan kerja baru.
Sektor yang paling diuntungkan dalam tahap ini adalah sektor trading antarpulau, terutama antara Jawa dan Kalimantan.
Di third-round effect, tentu diproyeksikan akan ada pengembangan lanjutan dan eksternalitas positif. Hal ini juga menyangkut adanya potensi aliran investasi swasta.
"Ada aliran investasi swasta tersebut pada supporting sectors ibukota baru, yaitu ritel, pendidikan, kesehatan, hotel atau restoran, rekreasi, dan juga properti," tambah David.
Baca Juga: DPR menunggu RUU pemindahan ibu kota dari pemerintah
Selanjutnya, ini juga berpotensi adanya penciptaan sentra industri baru serta efisiensi biaya listrik di ibukota baru karena sudah ada pemanfaatan PLTU di mulut tambang.
Untuk Jakarta sendiri, akan berkurang kepadatannya sehingga terjadi efisiensi logistik di wilayah Jabodetabek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News