kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Siapkan buffer pembiayaan APBN 2019, Kemenkeu buka opsi tambah pinjaman


Rabu, 02 Oktober 2019 / 18:53 WIB
Siapkan buffer pembiayaan APBN 2019, Kemenkeu buka opsi tambah pinjaman
Luky Alfirman, Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mempertimbangkan opsi untuk menambah sumber pembiayaan utang melalui pinjaman. Hal ini untuk mengantisipasi potensi pelebaran defisit APBN 2019 yang diproyeksi sebesar 1,93% terhadap produk domestik bruto (PDB). 

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan, risiko pelebaran defisit anggaran sebenarnya telah diantisipasi pemerintah melalui strategi front-loading sejak awal tahun. 

Baca Juga: Pemerintah sudah tak agresif, penjualan ORI016 diramal sulit menyamai capaian ORI015

Front-loading artinya pemerintah melakukan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dengan jumlah yang banyak pada awal tahun dengan tujuan penerbitan selanjutnya hingga akhir tahun menjadi lebih kecil. 

“Strategi front-loading sudah kita lakukan. Saat ada kesempatan, kita ambil, baik itu upsize atau menambah frekuensi penerbitan. Jadi kalau akhir tahun ada kebutuhan, kita sudah siap,” tutur Luky saat ditemui usai acara Launching ORI016, Rabu (2/10). 

Untuk mengantisipasi pelebaran defisit APBN 2019, Luky mengatakan, pemerintah juga memiliki penyangga (buffer) pembiayaan lainnya yaitu pinjaman. Kemenkeu mencatat, selama periode Januari-Agustus 2019, pemerintah telah menarik pinjaman (neto) sebanyak Rp 5,97 triliun.

Di antaranya melalui 12 perjanjian pinjaman luar negeri senilai US$ 1,93 miliar. Data DJPPR menunjukkan, pinjaman luar negeri multilateral mendominasi yaitu sebesar US$ 1,59 miliar yang berasal dari Bank Dunia, Asian Development Bank (ADB), dan International Fund for Agricultural Development (IFAD).  

Baca Juga: Tren kupon menurun, target hasil penerbitan SBN ritel di batas bawah

Sementara, perjanjian pinjaman bilateral dilakukan dengan pemerintah Prancis (Natixis), Saudi Arabia (SFD), dan Korea (ECDF) dengan total US$ 211,3 juta. Sisanya, pinjaman dari kreditor swasta asing (KSA) sebesar US$ 137,81 juta. 

Sampai akhir tahun, Luky bilang opsi untuk menambah pinjaman baru tetap terbuka. Namun, ia belum mau berbicara banyak terkait seberapa besar potensi penambahan pinjaman itu dan dari mana asalnya. 




TERBARU

[X]
×