kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.210   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Sering kecelakaan, pemerintah audit perusahaan transportasi


Jumat, 30 September 2011 / 19:45 WIB
Sering kecelakaan, pemerintah audit perusahaan transportasi
ILUSTRASI. Peserta rekrutmen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) mengerjakan soal berbasis 'computer assisted test' (CAT) di Tulungagung, Jawa Timur, Sabtu (23/2/2019). ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko/wsj.


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Imbas serangkaian kecelakaan transportasi pesawat dan kapal laut dalam sepekan ini, pemerintah pun langsung bertindak dengan mengaudit sejumlah perusahaan penyediaan transportasi udara mau pun laut.

"Sekarang sedang dilakukan audit ke perusahaan yang beberapa waktu terakhir banyak kecelakaan, perusahaan lain pun kita audit," kata Menteri Perhubungan Freddy Numberi kantor Presiden, Jumat (30/9).

Audit yang dijalankan Kementerian Perhubungan tidak menyangkut kelaikan alat transportasi seperti pesawat atau kapal, tetapi juga pada pengemudi seperti pilot dan nakhoda. "Termasuk kita cek kembali nakhoda. Seperti yang di Banjarmasin, itu pure kesalahan nakhoda. Dia tidak pintar mengelola gerak kapal," katanya.

Tujuan dari audit ini tidak lain untuk mengetahui seberapa besar concern atau perhatian perusahaan penyedia jasa transportasi terhadap keselamatan penumpang. Pasalnya merujuk pada kecelakaan terbakarnya kapal Kirana IX di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, jatuh korban lantaran disebabkan kepanikan bukan karena sistem keamanan kapal.

"Kita ingin melihat dan mengaudit seberapa besar faktor keselamatan di dalam perusahaan. Harusnya waktu truk masuk di Surabaya, dia harus tahu persis kapasitas muatan. Kemarin asap keluar dan panik ,seharusnya mereka bisa memberikan ketenteraman bagi masyarakat," katanya.

Audit ini nantinya menjadi dasar untuk pemberian sanksi. Meski demikian sebagai langkah awalnya dengan peringatan. "Kita lihat kalau kita kasih tiga kali teguran tidak berubah kita tarik trayeknya. Mereka harus belajar juga karena pemerintah sebagai regulator kita berikan otorita ke operator untuk berikan pelayanan ke masyarakat," katanya.

Sebagai informasi, dalam kurun sepekan ini setidaknya ada tiga kali kecelakaan yakni tanggal 23 September 2011, kapal tanker Lentera Bangsa mengalami kebakaran di Pulau Seribu, tanggal 26 September 2011 KM Marina Nusantara yang mengalami tabrakan dengan kapal tongkang batubara yang menewaskan tiga orang. Sementara itu, Kamis (29/9), pesawat CASA 212 yang dioperasikan maskapai Nusantara Buana Air (NBA) jatuh di kawasan hutan lindung Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), tepatnya di perbukitan Bahorok, Langkat, Sumatera Utara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×