Reporter: Yudho Winarto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA.Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya akan memberikan pernyataan perihal kisruh antara Polri dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Rencananya, SBY akan memberikan pernyataan pada Senin (8/10).
“Saya dipanggil Presiden pada pukul 17.00 WIB tadi, bicara selama 45 menit, dan diminta memberikan masukan,” kata Wakil Menteri Hukum dan HAM, Denny Indrayana, Sabtu (6/10).
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari telepon Presiden yang diterima Denny, pada pagi harinya. Denny mengatakan dalam pertemuan tersebut, Presiden meminta laporan lengkap mengenai persoalan antara Polri dan KPK.
“Saya sampaikan bahwa kejadian semalam adalah rangkaian dari banyak kejadian, termasuk penanganan kasus korupsi simulator SIM,” paparnya.
Kepada Presiden, Denny juga menyampaikan bahwa seluruh rangkaian polemik Polri dan KPK ini berbaur dengan isu pelemahan KPK. “Yaitu isu dari wacana perubahan UU KPK, penarikan penyidik KPK dari unsur kepolisian, dan penangkapan Novel Baswedan,” tuturnya.
Novel Baswedan adalah salah satu penyidik KPK, yang turut menyidik kasus dugaan korupsi simulator SIM Polri. Novel juga adalah penyidik yang berasal dari Polri, tetapi menolak kembali dipanggil ke institusi tersebut pasca-merebaknya polemik kasus simulator SIM. “Semuanya dapat diuga sebagai rangkaian ikhtiar melemahkan KPK,” imbuhnya.
Atas paparan Denny, Presiden memutuskan akan segera membuat arahan langsung. “Pada Senin, 8 Oktober 2012,” sebutnya.
Presiden menyampaikan pula bahwa sepanjang Sabtu (6/10) telah mendapat banyak masukan terkait polemik Polri-KPK ini.
“Sudah saatnya Presiden langsung menjelaskan pada rakyat Indonesia, apa yang sudah kita kerjakan. Presiden juga menilai Indonesia memerlukan KPK untuk memberantas korupsi di tanah air,” ujar Denny menirukan Presiden.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News