Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto
Selain soal pembiayaan, dua laporan tersebut ketiadaan persetujuan Dewan Direksi MIF juga muncul pada pelunasan pembayaran kepada supplier yang dilakukan MIF kepada dua perusahaan. Mereka adalah PT Simac Indonesia yang memiliki anjak piutang senilai Rp 1 miliar, dan PT Rutra indo Perkasa Industri senilai Rp 3 miliar.
Kejadian itu pula yang membuat Philip melapor ke kepolisian dengan mendaftarkan Laporan Polisi bernomor No.TBL/996/XII/2017 tertanggal 21 Desember 2017 terkait dugaan penggelapan dan pemalsuan surat yang dilakukan Felix Iswara selaku Komisaris Utama MIF, dan General Manager MIF Tjan Khin.
Dian menjelaskan laporan tersebut juga terkait adanya pengambilan uang perusahaan tanpa mekanisme RUPSLB yang jadi tambahan gaji bagi Felix dan Khin.
Sejak Agustus 2017, ada kenaikan gaji yang cukup signifikan bagi Komisaris Utama MIF yang sebelumnya senilai Rp 10 juta menjadi Rp 150 juta. Dan bagi Tjan Khin sendiri selaku General Manager yang sebelumnya bergaji Rp 50 juta menjadi Rp 60 juta.
"Sehubungan masalah internal ini, kami juga telah membuat laporan pengaduan kepada OJK pada 22 Januari 2017, terkait operasional pembiayaan MIF," sambung Dian.
Menanggapi laporan yang diajukan ke Kepolisian ini, Kuasa Hukum PT Ruang Teknik Internasional Adek Junjungan dari Kantor Hukum Admus Law Office menyatakan bahwa laporan tersebut mengganggu kinerja perusahaan.
"Perdatanya sedang dalam proses pengadilan, tapi ada juga laporan pidana. Ini kan mengganggu operasi perusahaan," katanya saat dihubungi KONTAN, Rabu (28/2).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
