kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Selain Karen Agustiawan, Kejagung juga tetapkan petinggi Pertamina jadi tersangka


Rabu, 04 April 2018 / 21:36 WIB
Selain Karen Agustiawan, Kejagung juga tetapkan petinggi Pertamina jadi tersangka
ILUSTRASI. Dirut Pertamina Bersaksi dalam Sidang Rudi


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan mantan direktur utama PT Pertamina (persero) Karen Galaila Agustiawan sebagai tersangka dalam kasus korupsi terkait investasi perusahaan di Blok Basker Manta Gummy (BMG) Australia tahun 2009. Di mana merugikan keuangan negara sampai Rp 568 miliar.

"Penyidik telah melakukan pemanggilan secara patut, selanjutnya dilakukan pemeriksaan dan menetapkan tersangka inisial Mantan Direktur Utama PT Pertamina KGA (Karen Galaila Agustiawan), Chief Legal Councel and Compliance PT Pertamina (GP) Genades Panjaitan, dan mantan Direktur Keuangan PT Pertamina FS (Frederik Siahaan)," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Muhammad Rum dalam keterangan resminya, Rabu (4/4).

Kasus ini sendiri bermula pada 2009 di mana Pertamina melakukan kegiatan akuisisi berupa pembelian sebagian asset milik ROC Oil Company Ltd di lapangan Basker Manta Gummy (BMG) Australia berdasarkan Agreement for Sale and Purchase-BMG Project tanggal 27 Mei 2009 senilai US$ 31,91 juta.

Dalam pelaksanaannya ditemui adanya dugaan penyimpangan dalam pengusulan Investasi yang tidak sesuai dengan Pedoman Investasi dalam pengambilan keputusan investasi tanpa adanya Feasibility Study berupa kajian secara lengkap atau Final Due Dilligence.

Pun tanpa adanya persetujuan dari Dewan Komisaris yang mengakibatkan peruntukan dan penggunaan dana sejumlah US$ 31,49 juta serta biaya-biaya yang timbul lainnya sejumlah AU$ 26,80 juta tidak memberikan manfaat ataupun keuntungan kepada Pertamina dalam rangka penambahan cadangan dan produksi minyak Nasional.

Akibatnya timbul kerugian keuangan negara US$ 31,49 juta dan AU$ 26.80 juta atau setara dengan Rp 568 miliar lebih sebagaimana perhitungan Akuntan Publik.

Atas perbuatannya tersangka disangkakan melanggar Pasal 2 ayat (1), Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Rum menambahkan sebelumnya, Kejagung juga telah menetapkan mantan Manager Merger & Acquisition (M&A) Direktorat Hulu PT. Pertamina berinisial BK dalam kasus serupa. Sementara selama penyidikan kasus Ini, Kejagung telah memeriksa sebanyak 67 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×