Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sekolah tatap muka akan dilaksanakan kembali. Hal ini disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Akan tetapi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan sekolah tatap muka terbatas yang akan dilakukan.
Presiden Jokowi melihat pelaksanaan sekolah tatap muka terbatas yang akan dilakukan berbeda dengan sekolah tatap muka biasa. Satu kelas hanya diisi 25%, maksimal pembelajaran dua jam dan satu minggu hanya dua kali.
Kebijakan ini mengundang beberapa pernyataan dari para orang tua. Alwi Assegaf dari Global Kapital Investama yang menilai tidak setuju dengan kebijakan ini. Untung saja, sekolah anaknya masih memberlakukan sekolah daring.
Alwi menilai, saat ini kondisi belum kondusif terutama bagi anak-anak. Penyebaran Covid-19 juga masih tinggi. “Saat ini penyebarannya masih tinggi, dikhawatirkan ada kluster baru, yaitu kluster sekolah,” kata Alwi kepada Kontan.co.id, Senin (14/6).
Baca Juga: Kasus corona melonjak tinggi, pemerintah perpanjang PPKM Mikro 15-28 Juni
Akan tetapi, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mendukung kebijakan ini. Dia menilai bahwa anak-anak lebih banyak bermain ketika sekolah daring. “Yang capek ini adalah orang tua, keluarga di rumah,” kata Ibrahim.
Ibrahim juga menilai bahwa anak-anak perlu doktrin dari gurunya yang selama masa pandemi sudah berubah. Selain itu, dia melihat bahwa fenomena anak perlu bimbingan dari orang tuanya selama belajar daring, apabila orang tuanya bekerja maka anak tidak ada pembimbingnya.
Dengan sekolah kembali dibuka, Ibrahim menilai bahwa hal ini akan membawa dampak positif juga ke hal lainnya, seperti pedagang yang bisa kembali berdagang. Sehingga masyarakat di sekitar akan mendapatkan benefit dan konsumsi masyarakat kembali meningkat.
Walaupun begitu, Ibrahim menilai sekolah tatap muka perlu dijalankan dengan memperhatikan protokol kesehatan. Hal ini sudah dijalankan di sekolah anaknya, seperti jaga jarak dan pakai masker.
Baca Juga: Pembelajaran tatap muka terbatas untuk mengurangi learning loss
Melansir data Satgas Covid-19, hingga Senin (14/6) ada tambahan 8.189 kasus baru yang terinfeksi corona di Indonesia. Sehingga total menjadi 1.919.547 kasus positif Corona.
Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Corona bertambah 6.143 orang sehingga menjadi sebanyak 1.751.234 orang. Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat virus Corona di Indonesia bertambah 237 orang menjadi sebanyak 53.116 orang.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Baca Juga: Jika syarat terpenuhi, seperti ini situasi pembelajaran tatap muka
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News