kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sebelum Harga BBM Naik, Tingkat Kepuasan Kinerja Jokowi Meningkat


Rabu, 07 September 2022 / 19:44 WIB
Sebelum Harga BBM Naik, Tingkat Kepuasan Kinerja Jokowi Meningkat
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebelum harga BBM naik, mayoritas masyarakat merasa cukup atau sangat puas dengan kinerja Jokowi, yakni mencapai 69,87%.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga survei, Indikator Politik Indonesia mengadakan survei opini publik secara nasional pada 25-31 Agustus 2022. Salah satu yang jadi indikator survei adalah kepuasan terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi). Survei dilakukan kepada 1.219 responden terpilih melalui telepon.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi menyebutkan, dari hasil survei, mayoritas masyarakat merasa cukup atau sangat puas dengan kerja Jokowi, yakni mencapai 69,87%. Namun hasil tersebut didapatkan sebelum pemerintah memutuskan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 3 September lalu.

"Yang mengatakan puas 69,87%, yang mengatakan kurang puas atau tidak puas sama sekali terhadap kinerja presiden ada 28%," kata Burhanuddin dalam rilis hasil survei Indikator Politik Indonesia, Rabu (7/9).

Baca Juga: Survei Indikator Politik Indonesia: 78,8% Warga Menentang Kenaikan BBM

Angka ini meningkat dibandingkan pada hasil survei April 2022 lalu yang menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi menurun menjadi 58,1%.

Burhanuddin menilai, kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM dilakukan saat aprroval rating presiden meningkat. Hal tersebut artinya pemerintah sudah mengantisipasi bahwa kebijakan yang tidak popular tidak dilakukan saat aprroval rating menurun.

"Pada Mei atau April itu kan turun 58%, kalau dilakukan kebijakan kenaikan BBM pada saat itu maka secara politik berbahaya. Kalau sekarang sedang meningkat kalaupun toh memukul rating diharapkan tidak sampai 50%," jelasnya.

Namun, Burhanuddin mengatakan, bisa saja survei hasil kepuasan publik terhadap kinerja presiden akan turun pasca kebijakan kenaikan harga BBM.

"Saya duga menurun, dugaan. Kita tunggu rilis survei," ujarnya.

Baca Juga: Usai Kenaikan BBM, Akankah Kepuasan Publik Pada Kinerja Presiden Turun?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×