kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sebanyak 1.851 anak terinfeksi covid-19, begini respons Ma'ruf Amin


Jumat, 12 Juni 2020 / 10:50 WIB
Sebanyak 1.851 anak terinfeksi covid-19, begini respons Ma'ruf Amin
ILUSTRASI. Wakil Presiden Ma'ruf Amin berjalan usai menyampaikan keterangan kepada wartawan tentang penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Senin (23/3/2020). Wapres meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa terkait jenazah pasien positif virus co


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Wakil Presiden Ma'ruf Amin menekankan perspektif perlindungan anak dalam pembuatan kebijakan memasuki kenormalan baru (new normal).

Hal itu melihat angka anak yang terpapar virus corona (Covid-19) mencapai angka 1.851 orang. Kebijakan yang berkaitan dengan anak salah satunya adalah penentuan dalam memulai proses belajar tatap muka.

Baca Juga: Wapres ingatkan sekolah berbasis asrama harus patuhi protokol kesehatan

"Hanya daerah yang masuk zona hijau yang dapat memulai kegiatan persekolahan secara tatap muka," ujar Ma'ruf dalam keterangan pers, Jumat (12/6).

Sementara untuk sekolah berbasis asrama atau pun pesantren yang dapat dibuka kembali adalah yang berada di zona hijau dan kuning.

Pesantren dan sekolah berbasis asrama di zona oranye dan merah dapat juga kembali beraktivitas. Hal itu dengan syarat mendapat persetujuan dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Kebijakan untuk terus mengevaluasi penerapan protokol kesehatan menjadi tantangan tersendiri bagi asrama dan pesantren.

Baca Juga: Ma'ruf Amin sebut pemerintah siapkan anggaran untuk pembukaan pesantren

Untuk itu, diperlukan dukungan sarana dan prasarana yang baik dalam penerapan social distancing, pelaksanaan tes kesehatan, fasilitas cuci tangan, hand sanitizer dan masker.

"Kita harus mengajak pengelola pesantren, guru, orangtua, santri dan calon santri, para pakar pendidikan dan perlindungan anak agar diperoleh solusi terbaik untuk pendidikan anak," terang Ma'ruf.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto mendukung skema pembelajaran tatap muka harus dirumuskan dengan pertimbangan yang cermat dan hati-hati. Susanto bilang banyak mendapat laporan kekhawatiran orang tua siswa dalam pemutusan kembalinya kegiatan belajar tatap muka.

"Perlindungan anak dilakukan secara komprehensif, bukan hanya penyediaan fasilitas yang lengkap namun juga keselamatan kesehatannya," jelas Susanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×