CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Satu Kartu ATM Jadi "Saksi Kunci" Penyuapan Edhy Prabowo


Kamis, 26 November 2020 / 01:07 WIB
 Satu Kartu ATM Jadi
ILUSTRASI. Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo terjerat kasus suap izin ekspor benur lobster.


Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Komisi Pemberantsan Korupsi (KPK) telah mengantongi barang bukti kunci dalam kasus dugaan korupsi yang melibatkan Edhy Prabowo, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP). 

Barang bukti kunci inilah yang bisa menjelaskan aliran dana dari pemberi suap hingga penggunaan dana hasil penyuapan yang diduga diterima oleh Edhy Prabowo dan kawan kawan.

Barang bukti kunci dalam dugaan kasus penyuapan Edhy Prabowo ini berupa kartu perbankan atau Kartu Anjungan Mandiri (ATM).

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut dengan ATM tersebut, para tersangka kasus suap yang melibatkan Edhy Prabowo ini melakukan transaksi belanja di luar negeri sepanjang 21 November -23 November 2020.

Nawawi Pamolango, Komisiner KPK pada jumpa pers yang berlangsung Kamis (26/11) dini hari menjelaskan beberapa barang bukti transaksi suap Edhy Prabowo cs itu diantaranya adalah untuk memborong jam tangan mahal bermerek Rolex dan tas bermerek Louis Vuitton.

Tidak hanya itu, dari ATM itu para tersangka kasus dugaan suap kepada Edhy Prabowo cs ini, KPK menemukan bukti pembelian salah satu sepeda road bike yang masih terbungkus di kardus, dan  baru dibuka dari kargo penerbangan.

"Transaksi-transaksi di luar negeri itu dilakukan dengan satu ATM," katanya.

Bukti kuat yang dimiliki oleh KPK adalah bukti aliran dana dari transaksi perbankan dalam satu rangkaian yang melibatkan tujuh tersangka yakni Edhy Prabowo menteri KKP lalu, SAF, APM, SWD, AF, dan AM, dan pihak diduga pemberi SYD. 

Dari tujuh tersangka itu rangkaian suap benur lobster yang melibatkan Edhy Prabowo cs, masih ada dua orang yang belum ditangkap yakni AMP dan AM.

Soal apakah pengungkapan kasus dugaan tindak pidana penyuapan ini temmasuk kategori tangkap tangan atau tidak, KPK tak terlalu mempermsalahkan.

Yang pasti, KPK tahu ada transaksi duit suap Edhy Prabowo cs, dan dibelanjakan di luar negeri. "Ada informasi transaksi di luar negeri, tidak tepat kalau kami datang kesana makanya ditunggu di Bandara Soekarno Hatta, jadi pemahaman peristiwa ini tidak terputus," katanya.

KPK menyebut alat bukti yang dipergunakan untuk menetapkan tujuh kasus suap benur lobster yang melibatkan Edhy Prabowo cs orang menjadi tersangka kasus dugaan penyuapan pejabat negara ini berupa bukti rangkaian informasi teknologi, transaksi perbankan, transaksi elektronik dan bukti fisik barang-barang yang dibeli dari hasil suap.

Dalam gelar perkara suap Edhy Prabowo cs yang telah dilakukan oleh KPK tergambar jelas asal usul dana suap ini yakni berasal dari penerbitan surat rekomendasi izin ekspor benur lobster.

Perusahaan yang mendapatkan rekomendasi izin ekspor benur dari Edhy Prabowo cs diwajibkan untuk menggunakan jasa pengangkutan salah satu perusahaan dengan inisial ACK dengan pungutan sebesar Rp 1.800 per ekor benur.

Lalu perusahaan tersebut yang menyetorkan duit suap secara bertahap kepada orang kepercayaan Menteri KKP Edhy Prabowo.

Ada beberapa transaksi mencurigakan yang telah teridentifikasi oleh KPK dalam kasus dugaan suap terhadap Edhy Prabowo dkk ini. 

Misalnya pada bulan Mei 2020 terdapat transaksi mencurigakan kepada Edhy Prabowo senilai US$ 100.000 (atau setara dengan Rp 1.410.703.856).

Berikutnya pada bulan Agustus terdapat transaksi yang melibatkan Edhy Prabowo cs sebesar Rp 436 juta.

Hitungan KPK perputaran duit dugaan suap perizinan ekspor benur lobster Edhy Prabowo cs ini mencapai Rp 9,8 miliar.

Hanya saja KPK belum bisa memberikan perincian apakah putaran suap perizinan ekspor benur lobster ini menyeret Edhy Prabowo cs melibatkan seluruh eksportir atau hanya beberapa saja.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×