Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo meminta dinas kesehatan masing-masing daerah menghemat pengadaan tes usap (swab PCR). Terkait hal ini, Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban mempertanyakan pernyataan Doni.
Sebabnya, pernyataan Doni tersebut belum jelas apakah untuk kepentingan pemeriksaan umum atau kepentingan pelacakan kontak Covid-19.
"Untuk mengomentari ini, saya belum tahu sebetulnya ini kebijakannya untuk yang mana? Kalau untuk sekadar check up general ya setuju saja (dihemat). Namun kalau untuk kontak tracing ya justru perlu dites," kata Zubairi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/12/2020).
Kendati demikian, ia menegaskan, jika untuk pelacakan kontak maka tidak boleh ada penghematan tes swab.
Baca Juga: Ini isi aturan lengkap ke Bali naik pesawat wajib tes swab berbasis PCR
Hal tersebut, kata dia, karena virus dapat masuk ke tubuh manusia tanpa menyebabkan gejala maupun bergejala. Untuk itu keduanya sama-sama penting dilakukan tes.
"Untuk yang kontak tracing, walaupun asimtomatik atau tanpa gejala ya perlu lah dites. Kalau misalnya saya barusan ketemu dengan orang yang positif, meski saya tanpa gejala. Pertanyaannya apakah saya perlu diperiksa? Ya jawabannya perlu lah," jelas dia.
Zubairi berpendapat, Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan semua negara juga telah sepakat melakukan tes sebanyak mungkin. Tak hanya itu, tambah dia, dalam prosesnya juga diwajibkan adanya kontak tracing.
Baca Juga: Tes Covid-19 untuk deteksi dini serta demi keselamatan dan kesehatan bersama
Zubairi mengatakan, ada beragam perubahan dalam penerapan tes Covid-19. Ia mengambil contoh Amerika yang terapkan perubahan-perubahan tes.