kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.415.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.602   0,00   0,00%
  • IDX 8.058   142,35   1,80%
  • KOMPAS100 1.115   24,78   2,27%
  • LQ45 797   24,54   3,18%
  • ISSI 283   1,75   0,62%
  • IDX30 415   14,19   3,54%
  • IDXHIDIV20 470   16,89   3,73%
  • IDX80 124   2,76   2,28%
  • IDXV30 132   3,15   2,44%
  • IDXQ30 132   4,57   3,59%

Sapi pengungsi Merapi siap dijual


Kamis, 18 November 2010 / 19:25 WIB
Sapi pengungsi Merapi siap dijual
ILUSTRASI. Pelayanan Nasabah Bank Dinar


Reporter: Hans Henricus | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Pemerintah mulai menggelar rencana pembelian sapi korban letusan Gunung Merapi. Menteri Pertanian Suswono mengatakan saat ini ada sekitar 10.361 sapi milik pengungsi korban Merapi yang telah terdaftar untuk dijual.

Menurut siaran pers Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Sleman, Endah Sri Widiastuti yang diterima Kontan, sapi yang masih hidup baik dalam kondisi sakit maupun sehat akan dibeli pemerintah.

Menurut Suswono dalam siaran pers itu, pemerintah sudah menyiapkan dana sekitar Rp 2 miliar. Namun demikian, pemerintah tidak menutup kemungkinan jika ada pihak swasta yang mau membeli. "Pihak swasta yang mau membeli dipersilakan, " ujar Suswono.


Adapun pembelian secara simbolis dilakukan di lapangan Getas Tlogoadi, Mlati, Sleman. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Prabowo Respatiyo Caturroso melakukan pembelian simbolis disaksikan Menteri Pertanian dan Ketua Koperasi Susu Marga Mulya dan pihak Bank Pembangunan Daerah Yogyakarta.

Sekadar informasi, rincian harga jual ternak itu adalah, sapi yang sedang laktasi alias sapi perah dihargai Rp10 juta per ekor. Sedangkan, sapi dara yang sedang bunting seharga Rp 9 juta, sapi dara biasa harganya Rp7 juta.

Adapun sapi anakan harga jualnya Rp5 juta. Kemudian, sapi potong dan kerbau dihargai Rp 22 ribu per kilogram bobot hidup. Lalu, sapi betina yang sedang tidak laktasi dan tidak bunting dihargai Rp 20 ribu per kilogram bobot hidup.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×