CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Sampai April 2020, Kemenkeu catat pembiayaan utang sebesar Rp 223,8 triliun


Jumat, 22 Mei 2020 / 14:55 WIB
Sampai April 2020, Kemenkeu catat pembiayaan utang sebesar Rp 223,8 triliun
ILUSTRASI. Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara usai konferensi pers kinerja dan fakta APBN 2019 di Aula Mezzanine, Gedung Djuanda Kementerian Keuangan, Senin (18/11)


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi pembiayaan utang pada periode Januari sampai dengan April 2020 sudah mencapai Rp 223,8 triliun, atau setara dengan 22,2% dari pagu anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dalam Perpres 54/2020 sebesar Rp 1.006,4 triliun.

Realisasi ini mengalami peningkatan tajam 53,7% apabila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 145,6 triliun.

Baca Juga: Selundupkan pemudik, nyaris seratus travel gelap dirazia

"Sekarang lebih besar, selain karena defisitnya juga lebih besar kami juga ingin memastikan ketersediaan anggaran untuk belanja yang pasti akan membesar ke depannya," ujar ujar Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara dalam telekonferensi, Rabu (20/5).

Suahasil menjelaskan, pembengkakan belanja yang dilakukan pemerintah ini sebagai salah satu upaya dalam penanganan wabah virus Corona di dalam negeri. Peningkatan belanja yang dilakukan ke depannya, adalah belanja di bidang kesehatan, belanja bantuan sosial, dan belanja untuk dunia usaha. Maka dari itu, ketersediaan anggaran pembiayaan utang ini dilakukan sebagai langkah pemerintah untuk berjaga-jaga.

Pembiayaan utang ini, disokong oleh penerbitan surat berharga negara (SBN) neto dan pinjaman neto. Untuk realisasi penerbitan SBN neto sampai dengan April, adalah sebesar Rp 231,6 triliun atau 42,1% dari pagu APBN-Perpres 54/2020 yang senilai Rp 999,4 triliun. Dengan kata lain jumlah ini meningkat 44,3% dari realisasi tahun sebelumnya yang hanya Rp 160,5 triliun.

Sementara itu, realisasi pinjaman netto mencapai negatif Rp 7,8 triliun dari target positif di dalam APBN-Perpres 54/2020 sebesar Rp 7 triliun. Realisasi ini terkontraksi 47,6% apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang negatif Rp 14,9 triliun.

Baca Juga: Belum ada keputusan dari Arab Saudi, Jokowi diminta tunda pengiriman haji tahun ini

"Pinjaman neto masih negatif, tetapi ke depannya akan kami optimalkan supaya pinjaman juga menjadi bagian dari pembiayaan anggaran agar dapat membantu pembiayaan anggaran dengan baik," kata Suahasil.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Luky Alfirman menyatakan, realisasi utang penerbitan SBN (gross) sampai April 2020 mencapai Rp 376,5 triliun. Pemerintah juga sudah melakukan penarikan pinjaman senilai Rp 19,3 triliun. “Jadi totalnya kurang lebih Rp 395,8 triliun,” papar Luky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×