Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah masih melemah dan bertengger di level Rp 16.000 per dolar AS.
Rabu (18/12), rupiah spot ditutup pada level Rp 16.098 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Rabu (18/12), menguat tipis 0,02% dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 16.101 per dolar AS.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mencatat, nilai tukar Rupiah pada Desember 2024 atau hingga 17 Desember 2024 melemah sebesar 1,37% (ptp) dari bulan sebelumnya.
Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Menguat Tipis 0,02% ke Rp 16.098 Per Dolar AS pada Rabu (18/12)
Ia membeberkan, pelemahan nilai tukar rupiah tersebut dipengaruhi oleh makin tingginya ketidakpastian global terutama terkait dengan arah kebijakan Amerika Serikat (AS), ruang penurunan Fed Funds Rate FFR yang lebih rendah.
“Serta penguatan mata uang dolar AS secara luas, dan risiko geopolitik yang mengakibatkan berlanjutnya preferensi investor global untuk memindahkan alokasi portofolionya kembali ke AS,” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (18/12).
Meski begitu, Perry menilai, secara umum pelemahan nilai tukar rupiah tetap terkendali, yang bila dibandingkan dengan level akhir Desember 2023 tercatat depresiasi sebesar 4,16%.
Di samping itu, melemahnya nilai tukar rupiah ini, tercatat lebih kecil dibandingkan dengan pelemahan dolar Taiwan, Peso Filipina, dan Won Korea yang masing-masing terdepresiasi sebesar 5,58%, 5,94%, dan 10,47%.
Baca Juga: Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6% pada Desember 2024
Perry menambahkan, ke depan nilai tukar rupiah diperkirakan stabil didukung komitmen BI menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik.
Di samping itu, seluruh instrumen moneter akan terus dioptimalkan, termasuk penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sekuritas Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).
“Ini untuk memperkuat efektivitas kebijakan dalam menarik aliran masuk investasi portofolio asing dan mendukung penguatan nilai tukar rupiah,” ungkapnya.
Selanjutnya: Jerman Hapus Utang Indonesia EUR 75 Juta, Dikonvesi Untuk Penanganan TBC Hingga HIV
Menarik Dibaca: Hujan Turun di Daerah Mana Saja? Ini Prakiraan Cuaca Besok (19/12) di Jawa Barat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News