kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Rumah murah lebih banyak tahun depan


Jumat, 11 Agustus 2017 / 06:31 WIB
Rumah murah lebih banyak tahun depan


Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Pemerintah berjanji untuk menambah penyediaan rumah murah bersubsidi pada tahun depan. Penambahan pembangunan rumah murah ini dilakukan seiring dengan makin besarnya anggaran yang disediakan oleh pemerintah dalam APBN.

Direktur Jenderal (Dirjen) Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) Syarif Burhanuddin mengatakan, tahun depan Kementerian PU-PR mengusulkan pagu anggaran perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebesar Rp 9,1 triliun. Jumlah itu naik dibandingkan tahun ini yang sebesar Rp 8,2 triliun.

Dengan pagu anggaran sebesar itu, Syarif bilang, jumlah rumah MBR yang bisa dibangun bakal semakin banyak. Sebagai gambaran, pada tahun ini saja Kementerian PU-PR menargetkan membangun 13.000 rumah susun (rusun), 6.000 rumah tapak, dan 114.000 rumah swadaya bagi MBR. "Pagu anggaran naik Rp 1 triliun, sehingga kami akan menambah unit dibandingkan tahun 2017,"kata Syarif kepada KONTAN, Kamis (10/8).

Menurut Syarif, penambahan unit rumah MBR ini akan diarahkan lebih banyak pada pembangunan rumah susun. Alasannya kebutuhan lahan untuk pembangunan rusun lebih kecil ketimbang pembangunan rumah tapak. Untuk wilayahnya, tahun depan pemerintah masih akan fokus pada pembangunan perumahan MBR di Pulau Jawa dan Sumatera.

Jawa dan Sumatera masih menjadi fokus penyediaan rumah murah karena angka kekurangan atau backlog di wilayah Indonesia bagian barat semakin tinggi. "Kami masih fokus di Jawa dan Sumatra, karena penduduknya semakin banyak," katanya.

Menteri PU-PR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan perumahan MBR diharapkan bisa menurunkan angka ketimpangan sosial yang terjadi di Indonesia. Dia menargetkan pada tahun depan pembangunan perumahan MBR bisa lebih banyak. "Tahun depan kita akan perbanyak rusun, mungkin tiga sampai empat kali dari 2016," katanya

Untuk mendukung proyek rumah MBR, pemerintah juga mencari berbagai fasilitas pembiayaan. Salah satunya adalah mencari utang US$ 450 juta dari Bank Dunia untuk mendukung pembangunan rumah murah tahun ini.

Dana tersebut akan digunakan untuk Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya senilai US$ 225 juta, serta memenuhi fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) sebesar US$ 225 juta. Dengan program rumah murah bagi MBR tersebut, pemerintah memberi bantuan subsidi bunga dan uang muka bagi MBR untuk memiliki rumah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×