Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ruang penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI-Rate) terbuka. Namun bank sentral masih tetap perlu berhati-hati memutuskan kebijakan suku bunganya pada bulan ini.
BI akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 20 - 21 Agustus 2024. Tingkat suku bunga BI saat ini di level 6,25% yang bertahan sejak kenaikan 25 basis poin (bps) pada April lalu.
Staf Bidang Ekonomi, Industri dan Global Markets Bank Maybank Indonesia Myrdal Gunarto melihat adanya potensi BI menurunkan suku bunga pada RDG bulan ini. Peluang itu sejalan laju inflasi yang moderat bahkan sangat rendah.
Baca Juga: Soal Potensi Penurunan Suku Bunga, Bos BI: Faktor Utamanya adalah Inflasi
Catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pada Juli lalu terjadi deflasi 0,18% month to month (mtm) dengan inflasi tahunan 2,13% year on year (yoy).
Artinya, Indonesia telah mencatatkan deflasi dalam tiga bulan berturut-turut sejak Mei 2024.
"Dari sisi tekanan imported inflation juga, kalau kita lihat sudah menurun. Harga minyak dunia juga sekarang sudah berada di bawah US$ 80 per barel untuk kategori minyak Brent," ungkap Myrdal kepada KONTAN, kemarin.
Faktor pendukung lainnya yakni kondisi nilai tukar rupiah yang sudah cenderung menguat. Pada penutupan perdagangan Senin (19/8), rupiah di level Rp 15.545 per dolar AS, menguat 0,89% dari penutupan sehari sebelumnya. Ini merupakan level terkuat selama enam bulan terakhir atau sejak 15 Februari 2024.
Sementara berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp 15.591 per dolar AS, menguat dari sehari sebelumnya yang berada di level Rp 15.716 per dolar AS.
Baca Juga: Naiknya Suku Bunga Acuan BI Dinilai Berdampak Positif Bagi Nilai Tukar Rupiah
"Sehingga BI tidak perlu menunggu lagi sebenarnya," tambah Myrdal.
Lebih lanjut, menurut dia, dengan suku bunga yang turun, sektor riil bisa ekspansi bisnis dengan biaya yang lebih murah. Baik itu biaya ekspansi untuk pelaku usaha maupun individu. Ia melihat, ada peluang bagi BI memangkas bunga acuannya dengan total 50 bps hingga akhir tahun.
Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI), Banjaran Surya Indrastomo memperkirakan, BI belum akan menurunkan bunga acuannya pada RDG bulan ini.
Walaupun secara fundamental, aliran modal asing yang masuk ke dalam negeri (inflow) mulai terlihat di pasar keuangan setelah sebelumnya lebih dominan masuk ke Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Baca Juga: Meski Suku Bunga Naik, BI Pede Pertumbuhan Ekonomi di Kisaran 4,7%-5,5% Pada 2024
"Tetapi inflow ke pasar keuangan ini baru minggu-minggu awal. Menurunkan suku bunga sekarang akan membuat yield differential tipis," tutur Banjaran kepada KONTAN, kemarin.
Selain itu, menurut Banjaran, apabila BI menurunkan suku bunga bulan ini, akan berisiko mempengaruhi konsistensi inflow di tengah The Fed yang masih mengkaji penurunan suku bunganya pada September 2024 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News