kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Risau melihat penanganan corona, ini surat terbuka seorang dokter kepada Jokowi


Sabtu, 11 April 2020 / 19:23 WIB
Risau melihat penanganan corona, ini surat terbuka seorang dokter kepada Jokowi
ILUSTRASI. Petugas Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan mengambil sampel darah warga saat tes cepat (rapid test) COVID-19 dengan sistem 'drive thru' kepada pengguna kendaraan di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (8/4/2020). Kota Tangerang Selatan merupakan


Reporter: Barly Haliem, Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia masih berperang melawan pandemi corona (Covid-19). Di tengah upaya tenaga medis berjuang menangani para pasien corona, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI), dr Abraham Andi Padlan Patarai, mengungkapkan curahan hatinya.

Abraham melayangkan surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo. Salinan suratnya beredar di media sosial, yang juga diperoleh KONTAN. Di dalam surat tertanggal 10 April 2020, Abraham mengungkapkan keprihatinannya terhadap situasi terkini penanggulangan wabah corona.

Dia menyoroti dan mengkritisi sejumlah hal, mulai dari jumlah kasus yang terus bertambah hingga minimnya pasokan alat pelindung diri (APD) untuk para tenaga medis. Bahkan, di saat genting ini, masih ada pihak-pihak yang memanfaatkan situasi untuk mengail untung dengan mengerek harga APD secara brutal.

Berikut ini isi lengkap surat terbuka Abraham untuk Presiden Jokowi yang berjudul "Negaraku Jangan Kalah".

Yang Mulia Bapak Presiden

Hari ini Jum’at, 10 April 2020, tepat 40 hari sejak Yang Mulia Bapak Presiden mengumumkan kasus konfirmasi pertama Covid-19 di Indonesia, saat ini telah berkembang sedemikian pesat menjadi 3.512 orang terkonfirmasi positif, 306 orang (8,7%) meninggal dunia, dan 282 orang (8,0%) dinyatakan sembuh.

Jumlah kasus konfirmasi baru jauh melampaui jumlah yang dinyatakan sembuh, bahkan jumlah korban yang meninggal melebihi pasien yang sembuh. Itu pun dari angka kasus konfirmasi, belum terhitung yang meninggal dari kasus PDP. Miris dan menyedihkan sekali tragedi kemanusiaan ini.

Makin hari jumlah kasus konfirmasi dan yang meninggal makin bertambah, sebaran penyakitnya pun kian merata dan meluas hingga pelosok negeri tercinta ini.
Menimbulkan keresahan, kepedihan mendalam dan kepiluan yang mengharu biru hingga sudut negeri.

Yang Mulia Bapak Presiden

Lupakan perkataan menterimu bahwa “corona penyakit yang sembuh sendiri”. Lupakan ucapan menterimu bahwa harga APD tinggi karena “salahmu kok beli”. Lupakan janji menterimu bahwa pada 31 Maret 2020 ada 4,7 juta masker produksi BUMN siap disebar ke seluruh negeri, yang belakangan diakui "belum ada BUMN produksi APD”.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×