Sumber: Antara | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Kementerian Pertanian (Kementan) mengalihkan 8.110 ton daging sapi impor yang diperuntukkan bagi industri hotel, restoran dan katering guna dijual ke masyarakat. Ini dalam rangka menekan harga saat Ramadan dan menjelang Idul Fitri 1437 Hijriah.
"Ada 10 importir daging dengan 8.110 ton atau setara 47.000 ekor sapi yang akan dilepas ke pasar dalam dua minggu ke depan. Sejak Kamis (16/6) sudah bergerak," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman dalam jumpa pers Evaluasi Kelancaran Impor Daging Sapi untuk Mendukung Stabilisasi Harga selama Ramadhan dan Idul Fitri" di Jakarta, Senin (20/6).
Dengan mengambil jatah 8.110 ton pasokan para importir, Kementan akan menggantikan rekomendasi impor para importir. Sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 139 Tahun 2014 tentang Pemasukan Karkas, Daging dan atau Olahannya, disebutkan bahwa daging impor untuk kebutuhan industri dilarang beredar di masyarakat. "Ini diskresi dari pemerintah. Daging industri yang kami konversi ke masyarakat ini akan kami gantikan rekomendasi (impor)-nya segera," katanya.
Amran memastikan harga daging impor dari para importir itu berada di bawah harga target pemerintah yakni Rp 80.000 per kilogram sehingga terjangkau masyarakat. "Dagingnya frozen (beku) tapi kualitasnya baik. Semuanya dijual mulai Rp 70.000-Rp 77.000 per kg," katanya.
Namun, ia juga meyakinkan para pengusaha tetap mendapatkan untung meski harga daging impor itu dijual murah. Operasi pasar yang dilakukan secara besar-besaran dengan bantuan Toko Tani Indonesia (TTI), PT Berdikari serta sejumlah koperasi itu, menurut Amran, akan berlangsung di seluruh Indonesia dengan fokus utama di kawasan Jabodetabek.
Ada pun ke-10 importir yang terlibat dalam operasi pasar mendistribusikan 8.110 ton daging itu yakni Artha Graha Peduli, PT Agro Boga Utama, PT Indoguna Utama, PT Estetika Tata Tiara, PT Bumi Maestro Ayu dan PT Suri Nusantara Jaya. Berikutnya PT Anzindo Gratia Nasional, PT Berkat Mandiri Prima, PT Bina Mentari Tunggal dan PT Rita Jaya Beef.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News