kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

RI senang The Fed tunda kenaikan suku bunga


Kamis, 19 Maret 2015 / 22:02 WIB
RI senang The Fed tunda kenaikan suku bunga
ILUSTRASI. Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Jumat 6 Oktober 2023. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pasar sedikit tenang setelah Chariman Federal Reserve (Fed) Janet Louise Yellen mengeluarkan statement. Itu terlihat dari pergerakan nilai tukar rupiah hari Kamis (19/3) yang kembali menguat.

Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) mata uang garuda mulai merangkak naik ke level Rp 13.008 per Dollar AS. Penguatan ini diperkirakan akan berlanjut dalam jangka menengah.

Ekonom Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Doddy Arifianto mengatakan, penguatan ini masih belum aman. Sebab, fundamental dalam negeri masih belum stabil. Terutama terkait reformasi struktural untuk menekan defisit neraca transaksi berjalan, atau Current Account Deficit (CAD).

Apalagi, periode April-Mei kebutuhan akan dollar akan meningkat untuk memenuhi pembayaran dividen korporasi. Sementara itu suplainya masih terbatas. "Pemerintah masih terlalu dini untuk merasa aman," kata Doddy, Kamis (19/3).

Doddy sendiri memperkirakan nilai tukar rupiah dalam jangka menengah akan bergerak antara Rp 12.900-Rp 13.000 per Dollar AS. Dengan catatan, pemerintah mampu menjaga dinamika dalam negeri.

Komentar Yellen ini penting bagi Indonesia, meskipun menurut riset Bank asal AS Morgan Stanley Indonesia terlempar dari kategori fragile five. Fragile five merupakan sebutan untuk lima negara yang mata uangnya rawan terkena dampak kebijakan moneter Bank Sentral Amerika The Fed

Alasannya, karena besar atau kecil dampak dari The Fed masih akan terasa. Selain itu, keluarnya Indonesia dari fragile five hanya dikeluarkan satu lembaga keuangan saja. Menurut Doddy, tidak merepresentasikan Industri keuangan global.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, pernyataan Yellen itu telah mengejutkan pasar. Pemerintah juga menyambut baik, namun masih akan tetap waspada.

Menurutnya, berdasarkan pernyataan Yellen pagi hari tadi dapat dilihat kalau The Fed tidak akan menaikkan suku bunga acuannya dalam waktu yang diperkirakan semula. Sebelumnya, pasar memperkirakan normalisasi kebijakan The Fed itu bakal dilakukan pada bulan Juni 2015 ini.

Bukan hanya dari segi waktu, Yellen juga mengisyaratkan kenaikan Fed rate tidak akan sebesar 1.000  basis points (bps). "Perkiraannya mungkin hanya 600-650 bps," ujar Bambang, Kamis (19/3) di Jakarta.

Adapun ekonom Bank Nasional Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto menilai pasar justru semakin tidak pasti. Pelemahan US Dollar merupakan buktinya. Justru, pasar akan merasa tenang jika ada kepastian dari The Fed mengenai kebijakan suku bunganya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×