Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo optimistis perpanjangan fasilitas Generalized System of Preference (GSP) dari Amerika Serikat (AS) akan berdampak pada ekspor dan investasi.
Sebelumnya AS secara resmi telah mengumumkan perpanjangan pemberian fasilitas potongan bea masuk tersebut bagi sejumlah produk Indonesia. Perpanjangan tersebut diberikan setelah AS melalui United States Trade Representative (USTR) melakukan review.
"Kita harapkan ekspor kita akan naik melompat karena fasilitas GSP diberikan kepada kita, dan syukur-syukur ini juga dipakai sebagai kesempatan untuk menarik investasi," ujar Jokowi saat memberi arahan dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Senin (2/11).
Jokowi menyebut Indonesia merupakan satu-satunya negara penerima GSP dari AS. Sehingga akan menjadi daya tarik investasi untuk tujuan ekspor ke AS.
Baca Juga: Jerry Sambuaga optimistis dengan perdagangan Indonesia-AS pasca perpanjangan GSP
"Karena kita ada fasilitas itu orang akan mendirikan industri, pabrik, perusahaan di Indonesia akan jadi lebih menarik karena untuk masuk ke AS kita diberikan fasilitas," terang Jokowi.
Asal tahu saja, total barang yang mendapatkan fasilitas GSP sebanyak 3.572 pos tarif. Dari total barang tersebut baru dimanfaatkan sebanyak 729 pos tarif pada tahun 2019 lalu.
Pada tahun 2020 hingga bulan Agustus lima ekspor produk terbesar yang menggunakan GSP adalah matras senilai US$ 185 juta, kalung dan rantai emas senilai US$ 142 juta, tas bepergian dan olahraga senilai US$ 104 juta, minyak asam dari pengolahan kelapa sawit senilai US$ 84 juta, dan ban penumatik radial untuk bis atau truk senilai US$ 82 juta.
Ekpsor barang yang menggunakan fasilitas GSP pada periode Januari hingga Agustus 2020 senilai US$ 1,87 miliar. Sementara total ekspor Indonesia ke AS pada periode yang sama sebesar US$ 11,82 miliar.
Selanjutnya: Pelaku usaha sambut positif fasilitas GSP dari AS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News