kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Reshuffle Kabinet Jokowi, Seskab: Momentumnya Pas Saat Ini


Rabu, 15 Juni 2022 / 13:52 WIB
Reshuffle Kabinet Jokowi, Seskab: Momentumnya Pas Saat Ini
ILUSTRASI. Pelantikan Menteri?dan Wakil Menteri hasil reshuffle kabinet oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta (15/6).


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengatakan, saat ini adalah waktu yang dinilai tepat bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan reshuffle kabinet.

Namun dia menegaskan, reshuffle kali ini tak dilakukan secara tiba-tiba. Pramono menyebut, hal itu sudah dilakukan pemikiran yang matang dan diskusi yang panjang.

"Tentunya reshuffle ini dilakukan bukan hal yang tiba-tiba dengan pemikiran yang sudah cukup matang dan diskusi yang panjang. Presiden memang memerlukan semacam refreshing dari beberapa menteri dan wakil menteri. Ini dilakukan kenapa sekarang? Karena momentumnya dihitung paling pas saat ini," kata Pramono di Istana Negara, Rabu (15/6).

Berdasarkan diskusi dan pemikiran yang panjang dan matang, Pramono menyebut akan ada 2 Menteri dan 3 Wakil Menteri (Wamen) yang dikukuhkan oleh Presiden pada hari ini (15/6).

Baca Juga: Jokowi Melantik 2 Menteri dan 3 Wakil Menteri Hasil Reshuffle

Dengan pengalaman Presiden Jokowi yang sudah menjabat selama 8 tahun, Pramono menyebut, Presiden cukup memahami persoalan yang ada termasuk soal minyak curah, pangan dan energi. Hal ini yang kemudian menjadi prioritas kenapa ada penyegaran di dalam tubuh Kabinet.

"Reshuffle ini sebenarnya sudah direncanakan oleh Presiden, dipertimbangkan dengan matang, waktunya tentunya setiap waktu boleh itukan hak prerogatif Presiden," tegasnya.

Adapun untuk pertimbangan Wamen, dia menjelaskan, Presiden tentu telah mempertimbangkan kapabilitas, kapasitas dan kebutuhan organisasi atau instansi tersebut.

"Karena kan Presiden itu sudah di luar kepala persoalan urusan ekonomi energi yang jadi tantangan ke depan sampai 2024," pungkas Pramono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×