Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hanya dalam paruh pertama tahun ini, Covid-19 telah mengubur beberapa negara dalam lubang resesi. Resesi yang dialami disebabkan oleh negara-negara tersebut mengalami pertumbuhan negatif dalam dua kuartal berturut-turut.
Adapun negara-negara yang telah tercatat resesi antara lain Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE), Jerman, Singapura, Korea Selatan, dan Hong Kong.
Dari daftar negara tersebut, seperti yang kita ketahui, Singapura dan Hong Kong merupakan negara tempat Indonesia menyalurkan tenaga kerjanya.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta Kamdani mengatakan, kalau resesi yang dialami dua negara tersebut bisa menyebabkan pemutusan hubungan kerja Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
"Bisa saja. Karena bahkan sebelum resesi juga sudah ada yang dipulangkan akibat Covid-19. Namun, perlu dilihat TKI sebagian besar bekerja di sektor mana? Apakah industri? Apakah bekerja di rumah tangga?" kata Shinta kepada Kontan.co.id, Minggu (2/8).
Shinta pun menjabarkan, untuk TKI yang bekerja di industri, memang bisa terancam kehilangan pekerjaan mereka. Pasalnya, ini bergantung pada aktivitas industri apakah masih bergeliat atau tidak.
Sementara untuk TKI yang bekerja di rumah tangga, ini juga bisa terancam kehilangan pekerjaan mereka kalau rumah tangga yang mempekerjakan mereka menurun pendapatnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira. Menurut Bhima, resesi yang dialami dua negara tersebut secara tak langsung bisa mempengaruhi penerimaan devisa Indonesia.
"Bisa berefek karena TKI di Hong Kong dan Singapura kan kontributor terpenting devisa," kata Bhima.
Selain itu, resesi juga dipandang akan berdampak pada kesejahteraan pekerja migran di Hong Kong dan Singapura. Kiriman uang ke keluarga yang ada di Indonesia (remitansi) juga bisa berkurang.
"Yang rugi juga keluarga pekerja migran di Indonesia akibat resesi global. Ujungnya, ya ke (pengurangan) daya beli masyarakat, khususnya masyarakat yang berada di daerah asal TKI," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News