kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.708.000   17.000   1,01%
  • USD/IDR 16.335   0,00   0,00%
  • IDX 6.788   -6,83   -0,10%
  • KOMPAS100 1.009   -1,54   -0,15%
  • LQ45 781   -2,24   -0,29%
  • ISSI 211   0,76   0,36%
  • IDX30 405   -1,54   -0,38%
  • IDXHIDIV20 488   -3,62   -0,74%
  • IDX80 114   -0,07   -0,06%
  • IDXV30 120   -0,76   -0,63%
  • IDXQ30 133   -0,78   -0,59%

Rencana Impor 200.000 Ton Gula Tahun Ini Belum Cukup Penuhi Kebutuhan Nasional


Selasa, 18 Februari 2025 / 19:28 WIB
Rencana Impor 200.000 Ton Gula Tahun Ini Belum Cukup Penuhi Kebutuhan Nasional
ILUSTRASI. Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori memprediksi rencana impor gula sebanyak 200.000 ton tersebut masih akan bertambah.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan mengimpor gula 200.000 ton tahun ini.

Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori memprediksi rencana impor gula sebanyak 200.000 ton tersebut masih akan bertambah. 

Sebab, berdasarkan pasokan carry over awal tahun 2025 terdapat titik kritis antara bulan Mei sampai dengan Juni tahun ini. 

"Sebenarnya dengan keputusan impor 200.000 ton itu masih riskan, saya perkirakan itu mungkin masih akan bertambah," jelas Khudori pada Kontan.co.id, Selasa (18/2). 

Baca Juga: Pemerintah Akan Impor 200.000 Ton Gula Tahun 2025, Petani Menyayangkan

Khudori menyebut, akan ada Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) Ramadan dan Lebaran Idul Fitri 2025. 

Momen ini diperkirakan akan meningkatkan konsumsi gula yang pada umumnya rata-rata mencapai 250.000 ton setiap bulannya menjadi 300.000 ton saat Ramadan dan lebaran.

Sementara, pada saat itu belum memasuki panen raya dan masa giling tebu. Jika pun ada, kata Khudori, jumlahnya masih belum mencukupi kebutuhan gula secara bulanan. 

"Produksi besar baru mulai Juni, dan giling tebu menuju gula butuh waktu. Makanya saat pemerintah memutuskan impor 200.000 ton itu sebenarnya masih sedikit riskan," kata dia

Ketua Umum Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Soemitro Samadikun mengatakan, soal kekurangan stok gula yang diklaim pemerintah tidaklah benar. 

Dia menegaskan stok gula nasional masih sangat mencukupi untuk kebutuhan konsumsi ramadan hingga lebaran. Apalagi, musim giling akan dimulai pada Maret-Juni 2025. 

"Impor tidak tepat, stok gula masih sangat cukup untuk musim giling, untuk lebaran aman juga masih aman," ujarnya. 

Baca Juga: Temuan BPK: Izin Impor 1,69 Juta Ton Gula Tahun 2015-2017 Tak Lewat Rapat Koordinasi

Soemitro merinci hingga akhir Desember 2024 stok gula mencapai 985.000 ton dan telah didistribsukan dari gudang pabrik gula sebesar 143.000 ton. 

Dengan stok yang ada di pedagang dan distributor, Soemitro menyebut, stok gula pada akhir Januari 2024 masih sebanyak 842.000 ton di gudang gula

"Jika ditambah pasokan dari luar pabrik ini masih sangat cukup sampai dengan musim giling 2025," jelasnya. 

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasiona (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memastikan rencana impor gula sebanyak 200.000 ton tidak akan berdampak pada penurunan harga petani tebu saat masa panen mendatang. 

Dia bilang harga pokok penjualan (HPP) gula di tingkat petani akan tetap di jaga Rp 14.500/kg. 

"Nanti saat panen April dan Mei akan tetap di serap dan kita jamin harga di tingkat petani masih Rp 14.500/kg," ujar Arief usai Rakor Pengendalian Harga Pangan Jelang Ramadan dan Lebaran, di Kantor Kementan (17/2). 

Arief menegaskan kebijakan impor ini untuk cadangan pangan pemerintah (CPP) dalam bentuk gula. Terlebih saat ini pemerintah harus mulai menggelontorkan CPP gula untuk meredam harga kenaikan harga. 

Baca Juga: Untuk Cadangan Pangan, Bapanas Bakal Impor Gula 200 Ribu Ton Tahun Ini

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, per pekan II Februari 2025, harga rerata nasional gula konsumsi Rp 18.386 per kilogram (kg) atau naik 0,96% dibanding Januari 2025. Harga gula tersebut juga berada di atas harga acuan penjualan (HAP) gula konsumsi di tingkat konsumen Rp 17.500 per kg. Harga tertinggi di Kabupaten Puncak dan Pegunungan Bintang, yakni Rp 40.000 per kg. 

"Jadi cadangan yang saat ini ada memang sudah perlu dikeluarkan karena harga gula saat ini sudah naik," jelas Arief.  

Selanjutnya: Saham Melesat 21% dalam Sebulan, Bukalapak (BUKA) Angkat Suara

Menarik Dibaca: 4 Tips Makeup untuk Interview Kerja, Simple dan Flawless!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×