Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan
SUMEDANG. Ratusan pelajar SD, SMP dan SMA di Sumedang yang sekolahnya berada ada di jalan yang dilewati rombongan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dikerahkan untuk menyambut rombongan di tepi jalan, Senin (3/2).
Para pelajar yang baru saja mengikuti upacara Senin pagi ini dibekali bendera kertas merah putih. Di tengah rintik hujan, hampir dua jam mereka menunggu di tepian jalan yang dilewati rombongan.
"Nunggunya lama sekali sampai dua jam. Oleh guru diminta teriak, 'hidup SBY, hidup SBY' sambil mengibarkan bendera. Eh saat rombongan Presiden datang, lewatnya hanya dua detik saja," ujar seorang siswa dibenarkan rekan-rekannya.
Usai menyambut Presiden, mereka kembali ke sekolah. "Namun, kami kemudian pulang karena hari ini kegiatan belajar ditiadakan," ujarnya.
Rombongan Presiden datang ke Sumedang sekitar pukul 09.45, dan langsung menuju ke rumah makan Tahu Palasari di Jalan Mayor Abdurahman untuk melihat proses pembuatan tahu Sumedang. SBY sempat terlibat dialog dengan seorang pekerja. SBY juga mencoba memotong tahu Sumedang dalam ancak, yang kemudian langsung digoreng oleh Ibu Negara, Ani Yudhoyono.
"Tahu Sumedang memang enak," kata SBY usai mencicipi tahu yang digoreng oleh istrinya itu..
Setelah meninjau dan menikmati gurihnya Tahu Sumedang, rombongan berangkat menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumedang untuk melihat langsung pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Di ruang rawat jalan ini, ratusan pasien dan pengantarnya berebut menyalami SBY.
SBY dan rombongan juga sempat menghadiri jamuan makan siang di Gedung Negara Sumedang. Sebelum melanjutkan perjalanan ke Majalengka, rombongan mampir ke rumah Een Sukaesih di Cibeureum Cimalaka. Een adalah guru informal yang telah 30 tahun lumpuh, namun masih terus mengajar pelajar di sekitar rumahnya.
Kemarin, sejumlah warga yang tinggal di lokasi calon genangan bendungan Jatigede, sebenarnya hendak memanfaatkan kedatangan SBY untuk mengadukan permasalahan mereka secara langsung. Namun, mereka harus kecewa, karena kesempatan itu tak mereka dapatkan.
"Sebenarnya kami sudah menyampaikan surat permohonan bertemu Presiden langsung yang kebetulan datang ke Sumedang, agar Presiden langsung mengetahui kondisi yang kami alami," ujar Sekdes Sukakersa, Kecamatan Jatigede, Teten Mustari, Senin (3/2).
"Tapi, jangankan untuk bertemu langsung, orang terkena dampak Jatigede yang ingin memasang spanduk saja, tidak diizinkan oleh petugas. Isi spanduknya ya tentang aspirasi kami, saat hendak pasang spanduk langsung dicegah petugas," lanjutnya.
Di Sumedang, kemarin, SBY hanya mendengarkan laporan pembangunan megaproyek berbagai infrastruktur, seperti pembangunan Bandar Udara Internasional Jawa Barat, Kertajati, dan pembangunan Jalan Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan), serta Jalan Tol Cikapali (Cikampek-Palimanan). Sedangkan Jatigede yang merupakan megaproyek nasional tak masuk agenda dibahas Presiden.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News