kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rasio positif corona tinggi, IDI ingatkan selalu menjalankan 3M


Minggu, 03 Januari 2021 / 14:27 WIB
Rasio positif corona tinggi, IDI ingatkan selalu menjalankan 3M
ILUSTRASI. Meski sudah ada vaksin, IDI sarankan selalu jalankan 3M. Sebab saat ini, rasio positif Covid pada angka 29,4%. KONTAN/ Fransiskus Simbolon


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Korban akibat Covid 19 terus meningkat dari hari ke hari. Meski pemerintah sudah menyiapkan vaksin yang akan diberikan secara gratis ke masyarakat Indonesia secara bertahap, namun bukan berarti vaksin tersebut dapat menjadi obat Covid. 

dr Adib Khumaidi, SpOT, Tim Mitigasi PB IDI mengatakan, vaksin dan vaksinasi adalah upaya yang bersifat preventif dan bukan kuratif. "Meski sudah ada vaksin dan sudah melakukan vaksinasi, kami menghimbau agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat karena risiko penularan saat ini berada pada titik tertinggi," terang dia. 

Baca Juga: Kematian dokter dan petugas medis mencapai 504 orang, tertinggi di Jawa Timur

Adib menjelaskan, rasio positif Covid pada angka 29,4%. "Situasi akan bisa menjadi semakin tidak terkendali jika masyarakat tidak membantu dengan meningkatkan kepatuhan terhadap Protokol Kesehatan 3M," saran dia. 

Selain itu, IDI juga mengingatkan kepada pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan agar memperhatikan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi para tenaga medis dan kesehatan. Ia juga menyarankan untuk melakukan tes rutin untuk mengetahui status kondisi kesehatan terkini para pekerja medis dan kesehatan. 

Perlindungan tenaga medis dan kesehatan ini diperlukan karena dalam situasi masyarakat yang abai protokol kesehatan dan seharusnya berada di garda terdepan dalam penanganan pandemi ini. "Namun kami (para tenaga medis dan kesehatan) kini bukan hanya menjadi garda terdepan namun juga benteng terakhir," kata dr. Adib Khumaidi, SpOT. 

Berdasarkan data Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dari Maret hingga Desember 2020 terdapat 504 petugas medis dan kesehatan yang meninggal dunia terinfeksi Covid 19. Petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat virus corona Covid 19 terdiri dari 237 dokter dan 15 dokter gigi, 171 perawat, 64 bidan, 7 apoteker, 10 tenaga lab medik. 

Baca Juga: Waspada, IDI sebut risiko penularan Covid-19 pada titik tertinggi

Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 131 dokter umum (4 guru besar), dan 101 dokter spesialis (9 guru besar), serta 5 residen, yang keseluruhannya berasal dari 25 IDI Wilayah (provinsi) dan 102 IDI Cabang (Kota/Kabupaten). Kematian tenaga medis dan kesehatan di Indonesia tercatat paling tinggi di Asia, dan 5 besar di seluruh dunia. 

Bahkan, sepanjang bulan Desember 2020 mencatat 52 (lima puluh dua) tenaga medis dokter meninggal akibat Covid. Angka ini naik hingga 5 (lima) kali lipat dari awal pandemi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×