kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.303.000   7.000   0,30%
  • USD/IDR 16.584   -33,00   -0,20%
  • IDX 8.251   84,91   1,04%
  • KOMPAS100 1.131   14,37   1,29%
  • LQ45 800   15,27   1,95%
  • ISSI 291   1,34   0,46%
  • IDX30 418   7,16   1,74%
  • IDXHIDIV20 473   8,42   1,81%
  • IDX80 125   1,66   1,35%
  • IDXV30 134   1,28   0,97%
  • IDXQ30 131   2,43   1,89%

Purbaya Sebut Gelontoran Dana Rp 200 Triliun Turut Mengerek Pertumbuhan Uang Primer


Kamis, 09 Oktober 2025 / 19:36 WIB
Purbaya Sebut Gelontoran Dana Rp 200 Triliun Turut Mengerek Pertumbuhan Uang Primer
ILUSTRASI. Menkeu Tolak Berikan Insentif Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa usai dialog dengan pelaku pasar modal di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (09/10/2025). Menteri Keuangan Republik Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan belum akan memberikan insentif bagi industri pasar modal sebelum perilaku spekulatif atau praktik “menggoreng” saham dibereskan terlebih dahulu. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/09/10/2025


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa membeberkan, berkat gelontoran dana Rp 200 triliun ke perbankan plat merah untuk menyalurkan kredit, pertumbuhan uang primer (M0) juga turut meningkat.

Purbaya mencatat, hampir sebulan dana Rp 200 triliun tersebut disalurkan ke bank plat merah, pertumbuhan M0 pada September meningkat 13,2%.

“Waktu saya ambil alih jd kemenkeu, saya balik ekonominya, (Rp 200 triliun) saya gelontorkan ke sistem. Rupanya yang menyebabkan ini negatif itu pemerintah,” tutur Purbaya dalam agenda The Ministry of Finance’s Grand Design for 8% Growth | Investor Daily Summit 2025, Kamis (9/10/2025).

Purbaya menyebut, saat dirinya baru menjabat menjadi Menteri Keuangan, pemerintah disebut memiliki hampir Rp 500 triliun dana menganggur yang tersimpan di bank sentral. Kondisi serupa juga terjadi pada perbankan yang memiliki banyak dana namun tetap disimpan di bank sentral, sementara perekonomian tengah mengalami kekeringan likuiditas. Alhasil keputusan menyalurkan Rp 200 triliun ke bank plat merah dinilai tepat.

“Ini ancaman yang selama ini menggambarkan kondisi di masyarakat. Saya balikin kesana supaya sistemnya nggak balik lagi,” ungkapnya.

Purbaya menyebut, pertumbuhan M0 sebesar 13,2% pada bulan pertama pasca kebijakan tersebut dikeluarkan merupakan pertumbuhan yang baik.

Baca Juga: Menkeu Purbaya Bakal Suntik Dana hingga Rp 20 Triliun ke Bank Jakarta

Menurutnya, hal ini bukan sekadar kabar baik, melainkan menjadi tanda bahwa pengembalian dana dari bank sentral ke sistem keuangan mulai bergerak. Ia mengaku sempat khawatir dana tersebut akan kembali terserap, namun kenyataannya tidak.

“Jadi tumbuh 13,2% cukup, nanti kalau kurang saya tambah lagi,” sambungnya.

Ia menyampaikan bahwa citra fiskal Indonesia kini telah berubah, dari yang sebelumnya dianggap tidak memiliki dana, menjadi terlihat memiliki banyak dana namun belum dimanfaatkan.

Menurutnya, hal tersebut tidak menjadi masalah karena kedepan kondisi ini akan diperbaiki. Dengan pengalaman serta langkah awal yang sudah menunjukkan dampak, ia meyakini Indonesia seharusnya bisa keluar dari masa terburuk.

Baca Juga: Menkeu Purbaya Bakal Guyur Dana ke Bank Daerah, Ini Catatan Ekonom!

“Tinggal kita lihat ke depan seperti apa. Orang bertanya katanya Purbaya ngeluarin uang pemerintah, gimana alokasinya?. Mereka nggak ngerti ekonomi ternyata,” pungkasnya.

Adapun dalam paparannya, Purbaya mencatat realisasi penyaluran kredit dari Rp 200 triliun sudah mencapai Rp 112,4 triliun atau 56%.

Realisasi tersebut terdiri Bank Mandiri sudah menyalurkan Rp 40,6 triliun  atau 74% dari target Rp 55 triliun, Bank BRI realisasinya mencapai Rp 33,9 triliun atau 62% dari Rp 55 triliun.

Selanjutnya, Bank Negara Indonesia (BNI) Rp 27,6 triliun atau 50% dari Rp 55 triliun, Bank Tabungan Negara (BTN) Rp 4,8 triliun atau 19% dari Rp 25 triliun, serta Bank Syariah Indonesia Rp 5,5 triliun atau 55% dari Rp 10 triliun. 

Baca Juga: Menkeu Purbaya Guyur Dana SAL ke BPD untuk Gerakkan Ekonomi di Daerah

Selanjutnya: Penambangan Bitcoin Makin Sulit, Harga BTC Bisa Melejit

Menarik Dibaca: 6 Manfaat Kolagen untuk Rambut Sehat dan Kuat, Cari Tahu Yuk!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×