kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PU siapkan Rp 3 miliar untuk bikin hujan buatan


Senin, 10 September 2012 / 06:26 WIB
PU siapkan Rp 3 miliar untuk bikin hujan buatan
ILUSTRASI. Seorang dokter melepas peralatan perlindungan pribadinya setelah merawat pasien yang menderita penyakit virus corona atau COVID-19 di ICU Rumahsakit Memorial King Chulalongkorn di Bangkok, Thailand, Selasa (11/5/2021). REUTERS/Athit Perawongmetha.


Reporter: Fahriyadi, | Editor: Dadan M. Ramdan

JAKARTA. Sejumlah waduk di Pulau Jawa dalam status waspada. Debit air waduk berkurang akibat musim kemarau. Padahal, keberadaan waduk itu vital untuk menunjang irigasi ke persawahan.

Tiga waduk dalam kondisi waspada ini adalah Jatiluhur, Cirata, dan Saguling yang berada di Jawa Barat (Jabar). Untuk itu, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengalokasikan dana sebesar Rp 3 miliar untuk membuat hujan buatan, agar bisa menambah cadangan air di waduk tersebut.

Mohammad Hassan, Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengungkapkan, pada bulan Oktober mendatang pihaknya akan membuat hujan buatan. "Hujan buatan ini merupakan solusi paling murah untuk mengisi waduk untuk irigasi," katanya, akhir pekan lalu.

Menurutnya, biaya pembuatan hujan buatan sebesar Rp 1,7 miliar untuk 15 hari dan bisa menghasilkan 200 juta meter kubik air hujan. "Kami siapkan Rp 3 miliar untuk hujan buatan," jelas Hassan.

Hassan memaparkan, wilayah Jabar terkena dampak kekeringan paling besar ketimbang daerah lainnya. "Di Jabar seluas 66.000 hektare dan Jawa Tengah seluas 12.000 hektare lahan pertanian mengalami kekeringan," jelasnya.

Kekeringan paling parah di Jabar terjadi di lima kabupaten yakni Indramayu, Cirebon, Ciamis, Sukabumi dan sebagian Karawang. "Sawah-sawah di daerah itu masih didominasi oleh irigasi tanpa bendungan dan hanya mengandalkan curah hujan," tuturnya. Hasan menambahkan, kekeringan tahun ini lebih parah dari tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×