kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

PU siapkan Rp 3 miliar untuk bikin hujan buatan


Senin, 10 September 2012 / 06:26 WIB
PU siapkan Rp 3 miliar untuk bikin hujan buatan
ILUSTRASI. Seorang dokter melepas peralatan perlindungan pribadinya setelah merawat pasien yang menderita penyakit virus corona atau COVID-19 di ICU Rumahsakit Memorial King Chulalongkorn di Bangkok, Thailand, Selasa (11/5/2021). REUTERS/Athit Perawongmetha.


Reporter: Fahriyadi, | Editor: Dadan M. Ramdan

JAKARTA. Sejumlah waduk di Pulau Jawa dalam status waspada. Debit air waduk berkurang akibat musim kemarau. Padahal, keberadaan waduk itu vital untuk menunjang irigasi ke persawahan.

Tiga waduk dalam kondisi waspada ini adalah Jatiluhur, Cirata, dan Saguling yang berada di Jawa Barat (Jabar). Untuk itu, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengalokasikan dana sebesar Rp 3 miliar untuk membuat hujan buatan, agar bisa menambah cadangan air di waduk tersebut.

Mohammad Hassan, Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengungkapkan, pada bulan Oktober mendatang pihaknya akan membuat hujan buatan. "Hujan buatan ini merupakan solusi paling murah untuk mengisi waduk untuk irigasi," katanya, akhir pekan lalu.

Menurutnya, biaya pembuatan hujan buatan sebesar Rp 1,7 miliar untuk 15 hari dan bisa menghasilkan 200 juta meter kubik air hujan. "Kami siapkan Rp 3 miliar untuk hujan buatan," jelas Hassan.

Hassan memaparkan, wilayah Jabar terkena dampak kekeringan paling besar ketimbang daerah lainnya. "Di Jabar seluas 66.000 hektare dan Jawa Tengah seluas 12.000 hektare lahan pertanian mengalami kekeringan," jelasnya.

Kekeringan paling parah di Jabar terjadi di lima kabupaten yakni Indramayu, Cirebon, Ciamis, Sukabumi dan sebagian Karawang. "Sawah-sawah di daerah itu masih didominasi oleh irigasi tanpa bendungan dan hanya mengandalkan curah hujan," tuturnya. Hasan menambahkan, kekeringan tahun ini lebih parah dari tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×