kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PU akan monitor keberadaan kontraktor asing


Selasa, 01 Oktober 2013 / 16:28 WIB
PU akan monitor keberadaan kontraktor asing
ILUSTRASI. Asteroid Ini Mendekati Bumi Pada 27 Mei, Besarnya Empat Kali Gedung Empire State


Reporter: Fahriyadi | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) bisa berimbas pada munculnya celah bagi kontraktor asing untuk berkiprah di Indonesia.

Untuk itu, pemerintah berencana melakukan pendataan dan monitoring terhadap keberadaan kontraktor asing pada tahun depan.

Para kontraktor asing menjalani profesinya di berbagai bidang seperti jalan, kontraktor pertambangan, listrik, dan bangunan.

Kepala Badan Pembinaan Konstruksi (BP Konstruksi) Kementerian Pekerjaan Umum, Hediyanto W. Husaini mengatakan, saat ini kontraktor asing yang berada di pasar terbuka memang tak begitu kuat dan rata-rata keberadaan mereka adalah bagian dari perjanjian pinjaman luar negeri antara pemerintah Indonesia dengan negara peminjam, seperti China, Korea, dan Jepang.

"Tahun 2013 ini ada sekitar 280 kontraktor asing, kebanyakan berasal dari Asia. Tahun depan, kami mau cek apakah kontraktor asing ini masih semuanya kerja atau kontrak kerjanya sudah berakhir," ujar Hediyanto, Selasa (1/10).

Dia menambahkan, pemerintah sejatinya terus memonitor keberadaan kontraktor dan tenaga ahli konstruksi asing yang ada di Indonesia.

Menurutnya, monitoring itu dilakukan setiap tahun. Namun, jika biasanya dilakukan secara sample, pada tahun depan semuanya akan ditelusuri keberadaannya.

Pendataan dan monitoring bukan hanya terkait Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 atau ASEAN Community yang nantinya membuka kesempatan bagi kontraktor asing di ASEAN berkiprah di Indonesia.

Saat ini tercatat ada 90.000 perusahaan konstruksi lokal di Indonesia. Dari jumlah itu, 95% tergolong kontraktor kelas menengah ke bawah yang sulit secara permodalan.

Sementara itu, lemahnya nilai rupiah membuat banyak kontraktor asing merangsek ke Indonesia dengan "banting harga", sehingga membuat banyak keluhan yang terlontar dari para kontraktor lokal.

Berikut jumlah Badan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK) Asing dari tahun ke tahun :

2004 : 103 perusahaan
2005 : 125 perusahaan
2006 : 167 perusahaan
2007 : 118 perusahaan
2008 : 195 perusahaan
2009 : 198 perusahaan
2010 : 207 perusahaan
2011 : 253 perusahaan
2012 : 275 perusahaan
2013 : 280 perusahaan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×