kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.938.000   14.000   0,73%
  • USD/IDR 16.300   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dipangkas, Sri Mulyani Optimistis Capai 5,5%


Rabu, 20 April 2022 / 15:49 WIB
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dipangkas, Sri Mulyani Optimistis Capai 5,5%
ILUSTRASI. Sejumlah truk pengangkut peti kemas melintas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (16/12/2021). Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dipangkas, Sri Mulyani Optimistis Capai 5,5%


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sejumlah lembaga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022. Hal ini sehubungan dengan rambatan dampak perang Rusia dan Ukraina. 

Dalam laporan World Economic Report yang baru saja dikeluarkan Dana Moneter Internasional (IMF), lembaga tersebut memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,4% year on year (yoy). Padahal sebelumnya, lembaga tersebut memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini sebesar 5,6% yoy. 

Sebelumnya, Bank Dunia terlebih dahulu memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022 menjadi 5,1% yoy, dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 5,2% yoy. 

Penurunan ini sejalan dengan perang antara Rusia dan Ukraina yang memunculkan efek rambatan, ditambah adanya normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS), dan ada juga pelemahan ekonomi China yang notabene mitra dagang terbesar Indonesia.

Baca Juga: Harga BBM Jangan Naik Agar Inflasi Landai

Tak tanggung-tanggung, dalam skenario terburuk, Bank Dunia memperkirakan perekonomian Indonesia berpotensi tumbuh maksimal di kisaran 4,6% yoy dengan catatan bila kondisi global memburuk. 

Sedangkan di dalam negeri sendiri, Bank Indonesia turut memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dalam negeri menjadi di kisaran 4,5% yoy hingga 5,3% yoy. Padahal sebelumnya, otoritas moneter optimistis pertumbuhan bisa di kisaran 4,7% yoy hingga 5,5% yoy. 

Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengungkapkan, penurunan perkiraan pertumbuhan ekonomi ini sejalan dengan pertumbuhan global yang tertekan, di tengah ekskalasi ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina.

Karena perang kedua negara tersebut, pertumbuhan volume ekspor diperkirakan tertahan. Apalagi di tengah lebih rendahnya perkiraan pertumbuhan ekonomi global dan aktivitas perdagangan dunia. 

Baca Juga: Lalamove Luncurkan Jenis Armada Muatan Besar Roda Enam

Selain itu, perang ini akan meningkatkan harga energi dan harga pangan global yang bisa saja tertransmisikan di kenaikan harga (inflasi) dalam negeri. Ini kemudian akan memengaruhi perbaikan permintaan domestik ke depan. 

Meski lembaga-lembaga tersebut menyunat perkiraan pertumbuhan ekonomi RI di tahun ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tetap yakin pertumbuhan ekonomi tahun 2022 tetap tumbuh di kisaran 4,8% yoy hingga 5,5% yoy. 

Optimisme bendahara negara seiring dengan perbaikan yang terjadi di Indonesia.

“Seperti konsumsi rumah tangga yang relatif lebih kuat, investasi yang menguat, ekspor tumbuh tinggi seiring peningkatan harga komoditas, dan kinerja impor bahan-bahan baku yang sangat kuat untuk memenuhi kebutuhan ekspansi,” tutur Sri Mulyani, Rabu (20/4). 

Baca Juga: Sri Mulyani Prediksi Ekonomi Indonesia Kuartal I 2022 Tumbuh 4,5%-5,2%

Namun, Sri Mulyani tak jemawa. Dirinya mengaku tetap perlu mewaspadai sejumlah risiko terutama dari tekanan eksternal, yaitu harga komoditas global yang tinggi, ketidakpastian geopolitik, hingga normalisasi kebijakan moneter dari bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed). 

Dalam hal ini, pemerintah akan menjaga pergerakan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia dan siap mengeluarkan jurus berupa kebijakan untuk tetap menjaga momentum pemulihan ekonomi, baik itu konsumsi, investasi, maupun ekspor impor. 

Salah satu strategi kebijakan yang disiapkan oleh Sri Mulyani adalah kebijakan APBN yang antisipatif dan responsif. APBN disiapkan untuk merespons bila ada risiko baru yang muncul. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×