kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Proyeksi ekonom Bank Mandiri terkait prospek inflasi ke depan


Senin, 01 November 2021 / 20:10 WIB
Proyeksi ekonom Bank Mandiri terkait prospek inflasi ke depan
ILUSTRASI. Proyeksi ekonom Bank Mandiri terkait prospek inflasi ke depan


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Terjadi peningkatan harga (inflasi) pada bulan Oktober 2021, setelah pada bulan September 2021, Indeks Harga Konsumen (IHK) mencatat penurunan harga (deflasi) sebesar 0,04% month on month (mom). 

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, tingkat inflasi pada bulan Oktober 2021 sebesar 0,12% mom, atau dari tahun ke tahun tercatat sebesar 1,66% year on year (yoy). 

Dengan perkembangan tersebut, tingkat inflasi tahun kalender dari awal tahun 2021 hingga Oktober 2021 tercatat 0,93% year to date (ytd). 

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan, dengan perkembangan ini, dirinya melihat inflasi hingga akhir tahun 2021 masih relatif rendah. 

Baca Juga: BPS jelaskan penyebab inflasi bulan Oktober lebih rendah dari September 2021

“Kami memperkirakan inflasi akan berada di kisaran 1,8% yoy hingga 1,9% yoy, atau lebih rendah dari perkiraan semula yang sebesar 2,28% yoy,” tegas Faisal kepada Kontan.co.id, Senin (1/11). 

Tak hanya itu, perkiraan ekonom Bank Mandiri ini juga berada di bawah kisaran sasaran Bank Indonesia (BI) yang sebesar 3% plus minus 1% pada tahun ini. 

Namun, Faisal masih melihat adanya potensi peningkatan tekanan inflasi dari sisi permintaan, seiring dengan akselerasi pemulihan ekonomi pada kuartal IV-2021 karena adanya pelonggaran restriksi yang meningkatkan aktivitas ekonomi. 

Hanya saja, ada beberapa faktor yang menahan laju inflasi di sisa tiga bulan terakhir tahun ini, seperti penurunan harga emas dan adanya insentif pajak. 

Baca Juga: Berikut faktor pendorong inflasi pada Oktober 2021

Harga emas terus menurun seiring dengan pemulihan ekonomi global dan risiko tapering off dari bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed). 

Selain itu, pemerintah juga telah memutuskan untuk memperpanjang diskon 100% untuk Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) untuk kendaraan bermotor hingga akhir tahun. 

Namun, ada yang harus diwaspadai, yaitu teraktif dengan krisis energi global yang bisa meningkatkan harga bahan baku. Hal ini juga terlihat dari Indeks Harga Produsen dan juga Indeks Harga Perdagangan Besar yang meningkat dan bahkan di atas Indeks Harga Konsumen (IHK). 

Selanjutnya: BKF: Pelonggaran pembatasan aktivitas dorong kinerja sektor manufaktur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×