kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Proyek Jembatan Selat Sunda sudah mendunia


Sabtu, 24 Mei 2014 / 21:08 WIB
Proyek Jembatan Selat Sunda sudah mendunia
ILUSTRASI. Sejumlah pengunjung berjalan di kawasan Tugu Api, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Minggu (20/11/2022). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/nz


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Proyek Jembatan Selat Sunda rupanya sudah mendunia.  Bahkan yang menyebut sudah mendunia tersebut bukan warga Indonesia.

Staf Ahli Pengembangan Kerjasama Pemerintah Swasta  Bappenas, Lukas Hutagalung bercerita, dirinya terkejut ketika salah seorang investor asal Korea, yang dia temui beberapa waktu lalu terlihat sangat bersemangat membahas soal Jembatan Selat Sunda (JSS).

"Saya tanya, loh Anda tahu proyek JSS dari mana?" tanya Lukas kepada investor tersebut.

"Loh Pak, proyek JSS itu sudah mendunia, semua orang tahu," ucap Lukas menirukan jawaban si investor.

Ditemui usai bincang-bincang, Kompasiana Nangkring bareng PT JM, Sabtu (24/5/2014), Lukas menceritakan, dia telah bertemu dengan sejumlah investor dan ahli-ahli jembatan, salah satunya adalah investor asal Korea itu.

Ia mengatakan, proyek yang masuk MP3EI itu memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi, di samping anggaran yang dibutuhkan juga besar. Sekitar, lanjutnya, Rp 200 triliun hingga Rp 250 triliun.

Dari perbincangannya dengan para pakar, Lukas memaparkan, ada sejumlah resiko teknis, seperti pasang surut air laut, ombak yang tinggi, adanya gempa tektonik, dan lokasinya yang dekat dengan patahan sesar Selat Sunda, dan juga potensi volcano.

"Jadi, kalau proyek ini jadi, ini merupakan kemenangan dari para pakar jembatan seluruh dunia. Bayangin," sambung Lukas.

Atas dasar besarnya anggaran dan resiko yang tinggi itu, proyek JSS dinilai lebih baik dibangun dengan sistem "gotong royong".  "Kita jangan serahkan pada 1 pihak. Tapi kita bangun konsorsium dari swasta-swasta," katanya.

Dia menambahkan, pengembalian investasi dari proyek Rp 200 triliun itu memang lama. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika swasta yang membangun JSS adala gabungan perusahaan atau konsorsium.

Di samping itu, Lukas mengatakan, pemerinta juga bisa mencontek proyek Jakarta Monorail, di mana pihak swasta diberikan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan secara wajar, misal mengembangkan kawasan di sekitar JSS. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×