kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi padi musim kering aman, Mentan: Tak ada alasan harga beras naik


Jumat, 14 September 2018 / 11:16 WIB
Produksi padi musim kering aman, Mentan: Tak ada alasan harga beras naik
ILUSTRASI. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) bersama Perum Bulog melakukan peninjauan ke berbagai pasar di Jakarta.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, peninjuan ini untuk melihat kondisi beras di pasar. Menurut Amran, dari hasil pantauan tersebut, produksi beras selama musim kering masih aman.

“Paradigma lama mengatakan bahwa kalau musim kemarau itu tidak ada tanam, tanaman kurang. Sekarang ada paradigma baru dengan menggunakan teknologi baru kita meningkatkan tanam di musim kering yang biasanya 500.000 hektare (ha) menjadi 1 juta ha, naik dua kali lipat pada saat musim kering,” tutur Amran, Jumat (13/9).

Dia melanjutkan, cara menaikkan produksi tersebut dilakukan dengan membangun embung, irigasi tersier, sekunder dan primer, juga membangun sumur dangkal, hingga melakukan pompanisasi di berbagai wilayah di Indonesia.

Amran mengungkapkan, produksi yang aman ini terlihat dari harga beras yang masih ada di bawah HET dan stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang yang masih berkisar 47.000 ton.

“Kata kuncinya adalah kita tetap produksi di musim kemarau. Faktanya di lapangan, di pasar supplainya masih aman. Di Cipinang stoknya sebesar 47.000 ton, yang biasanya Januari sampai Februari itu 15.000 ton- 20.000 ton. Kemudian harga terendah yang kami cek itu ada Rp 8.250 per kg. Kesimpulannya adalah tidak ada alasan harga naik khususnya beras,” kata Amran.

Sementara itu, salah satu pedagang beras di Pasar Kramatjati mengatakan, saat ini terdapat berbagai harga beras di pasar. Contohnyabuntuk varietas IR 64, ada harga Rp 8.200 hingga Rp 9.500 per kg, beras yang didapat dari Bulog juga dijual Rp 8.500 per kg. Sementara beras dengan varietas IR 42 dijual dengan harga Rp 12.000 per kg.

Budi Waseso mengatakan, saat ini serapan atas operasi pasar (OP) yang dilakukan Bulog belum optimal. Dia mengatakan, dari OP sebesar 15.000 ton per hari, serapan pasar baru sekitar 1.000 - 2.000 ton per harinya. Karena itu, mereka akan mencoba meningkatkan serapan pasar dengan meningkatkan jejaring di pengecer.

“Bulog menjual beras kepada pengecer Rp 8.250 per kg. Harapan kami, pengecer menjual kepada konsumen Rp 8.500 per kg,” kata Buwas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×