kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.968.000   8.000   0,41%
  • USD/IDR 16.296   -38,00   -0,23%
  • IDX 7.118   -48,47   -0,68%
  • KOMPAS100 1.035   -9,01   -0,86%
  • LQ45 795   -6,82   -0,85%
  • ISSI 230   -1,51   -0,65%
  • IDX30 414   -1,63   -0,39%
  • IDXHIDIV20 485   -0,53   -0,11%
  • IDX80 116   -0,98   -0,84%
  • IDXV30 119   0,20   0,16%
  • IDXQ30 133   -0,23   -0,17%

Produk China di Indonesia Naik 21,43%, Ekonom: Defisit Bisa Meningkat Rp 185 Triliun


Senin, 16 Juni 2025 / 23:21 WIB
Produk China di Indonesia Naik 21,43%, Ekonom: Defisit Bisa Meningkat Rp 185 Triliun
ILUSTRASI. Menteri Perdagangan, Budi Santoso (Busan), ketika melakukan ekspose temuan barang impor ilegal dari China yang masuk tanpa dokumen dan tidak memenuhi standar nasional.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin mewanti-wanti defisit perdagangan Indonesia-China bisa meningkat menjadi Rp 185 triliun di tahun 2025, imbas meningkatnya produk China di tanah air.

Wijayanto menjelaskan, meningkatnya produk China di Indonesia merupakan fenomena yang perlu diantisipasi. Menurutnya, Indonesia menjadi sasaran empuk produk China yang terhambat ke Amerika akibat perang tarif.

“Jika ini terus terjadi, maka surplus perdagangan kita akan menurun, current account deficit kita akan meningkat, dan Rupiah akan mendapatkan tekanan,” jelasnya kepada KONTAN, Senin (16/6).

Wijayanto memperkirakan, defisit perdagangan Indonesia – China bisa membengkak, pasalnya di tahun 2024 saja defisit perdagangan kita dengan China mencapai sudah mencapai Rp 163 triliun.

Baca Juga: Impor Produk dari China Kian Melonjak, APSyFI Minta Bea Masuk Anti-Dumping

“Tahun 2024 saja, defisit perdagangan kita dengan China mencapai US$ 10,29 miliar, atau Rp 163 triliun. Jika naik sekitar 15% saja, akan mencapai Rp 185 triliun,” terangnya.

Di samping itu, Wijayanto menuturkan, perusahaan manufaktur Indonesia juga menjadi sektor yang paling mengkhawatirkan imbas kondisi ini. Menurutnya, industri otomotif, elektronik, tekstil dan produk tekstil, serta sepatu adalah yang paling terdampak.

Dia menyarankan agar pemerintah harus melakukan langkah negosiasi dagang dengan China yang selama ini dinilai diam membisu.

“Ini situasi yang serius bagi ekonomi kita. Kita meminta agar China tidak saja menjual produk ke Indonesia, tetapi juga meningkatkan nilai investasi, termasuk dengan merelokasi industri manufakturnya ke Indonesia,” pungkasnya.

Baca Juga: Produk China Membanjiri RI, Waspadai Risiko Percepatan Deindustrialisasi

Untuk diketahui, laporan Citigroup Inc yang dikutip dari Bloomberg mencatat, ekspor China ke negara-negara ASEAN pada Mei 2025 mencapai US$ 51,3 miliar, meningkat 13% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Data tersebut bersumber dari Lembaga Bea Cukai China (China General Administration of Customs/GACC). Indonesia mencatat lonjakan tertinggi, di mana nilai impor dari China pada Mei 2025 mencapai US$ 6,8 miliar, naik 21,43% secara tahunan.

Baca Juga: Produk China di Indonesia Naik 21,43%, Cerminkan Lemahnya Perlindungan Pasar Domestik

Selanjutnya: Kontrak Masih Mini, Saham BUMN Karya Direkomendasikan Selektif

Menarik Dibaca: Suka Minum Susu? Ini 5 Efek Terlalu Banyak Minum Susu yang Wajib Anda Tahu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×