kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   0,00   0,00%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Probabilitas Resesi Indonesia Masih 1,5%, Ini Kata Jokowi


Kamis, 29 Februari 2024 / 06:10 WIB
Probabilitas Resesi Indonesia Masih 1,5%, Ini Kata Jokowi
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo menyapa penerima bantuan beras di Tangerang Selatan, Banten, Senin (19/2/2024). Presiden menyerahkan bantuan beras cadangan pangan pemerintah 10 kilogram kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) untuk meringankan masyarakat akibat naiknya harga beras. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Spt.


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, kemungkinan Indonesia mengalami resesi ekonomi masih terbilang kecil.

Sementara itu, persentase risiko resesi sejumlah negara lain, menurut Presiden, jauh lebih besar dari Indonesia.

"Probabilitas resesi sudah melanda negara-negara besar. Sebagai contoh Jerman sudah di angka 72 persen. Kemungkinan bisa masuk ke resesi. Uni Eropa, Uni Eropa juga sudah di angka 60 persen, Amerika di angka 40 persen," ujar Jokowi saat memberikan sambutan pada Rapim TNI-Polri 2024 di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (28/2/2024).

Baca Juga: Presiden Jokowi Tekankan Pentingnya Penguasaan Teknologi Hadapi Tantangan Global

"Dan kita patut kita syukuri, probabilitas Indonesia masih di angka 1,5 persen. Ini yang harus kita jaga," tegasnya.

Sementara itu, lanjut Jokowi, negara besar seperti Inggris dan Jepang saat ini sudah memasuki kondisi resesi.

Di sisi lain, sejumlah negara masih mengalami konflik militer.

Misalnya antara Ukrania dan Rusia, konflik bersenjata di Gaza dan konflik di Yaman yang menyebabkan penggunaan fiskal untuk perang meningkat sangat tajam.

Akibatnya banyak negara yang melakukan embargo dan menerapkan kebijakan proteksionisme pangan.

Baca Juga: DIkabarkan Gabung ke Partai Golkar, Begini Jawaban Jokowi

"Saat ini, ungkap Jokowi, ada 1.348 kebijakan proteksionis yang dilakukan negara negara utamanya memang urusan pangan. Ini naik 3 kali lipat, artinya naik 300 persen dibanding tahun 2014. Dan ini akan terus meningkat," jelasnya.

"Dan patut kita syukuri alhamdulillah di tengah krisis dunia yang bertubi-tubi ketidakpastian ekonomi yang sulit dikalkulasi, perekonomian kita cukup kokoh dan kalau di G20 masuk 3 besar ekonomi yang kondisi growth dan pertumbuhan ekonominya baik," lanjut Jokowi.

Pada 2023, ekonomi Indonesia tumbuh 5,05 persen. Kemudian inflasi terkendali di angka 2,57 persen. Kemiskinan turun di angka 9,36 persen lalu pengangguran turun di angka 5,32 persen.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tekankan Pentingnya Penguasaan Teknologi Hadapi Tantangan Global

"Dan gini rasio ketimpangan juga turun di angka 0,388 persen. Meskipun kalau melihat angka-angka baik saya terus menyampaikan tetap kita harus hati-hati, kita harus tetap waspada, karena ke depan kompetisi global itu semakin kompleks, semakin tidak jelas arahnya ke mana," tambah Jokowi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi: Probabilitas Resesi Indonesia Masih 1,5 Persen, Harus Kita Jaga"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×