Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Presiden Iran Ebrahim Raisi dinyatakan tewas dalam kecelakaan helikopter yang jatuh di barat laut Iran.
Chief Economist Bank DBS Taimur Baig mengatakan bahwa meninggalnya Presiden Iran hanya menjadi masalah internal negara tersebut. Oleh karena itu, peristiwa tersebut tidak akan memberikan dampak yang signifikan terhadap kebijakan Iran, baik di Timur Tengah maupun produksi komoditas utamanya seperti minyak mentah.
Dengan begitu, tewasnya Presiden Iran diperkirakan tidak akan terlalu berimbas terhadap perekonomian global, termasuk perekonomian Indonesia.
"Saya pikir tragedi yang terjadi di Iran kemarin, itu lebih merupakan masalah internal Iran. Saya tidak melihat adanya dampak kebijakan Iran di Timur Tengah atau pada produksi minyak atau apa pun," ujar Taimur Baig dalam Konferensi Pers di Jakarta, Selasa (21/5).
Baca Juga: DBS Masih Pede Perekonomian Indonesia pada Tahun 2024 Bisa Tumbuh 5%
Kendati begitu, dirinya melihat adanya kekhawatiran dari para pelaku pasar yang memungkinkan terjadinya perubahan keputusan ataupun tindakan-tindakan yang dilakukan negara yang sedang berkabung tersebut. Apalagi, negara Iran merupakan wilayah yang berada di Timur Tengah yang sedang bergejolak.
"Namun sekali lagi, saya pikir ini lebih merupakan masalah domestik yang harus diselesaikan oleh Iran. Karena pada akhirnya, presiden dianggap sebagai penerus pemimpin tertinggi, jadi mereka harusĀ memikirkan kembali masalah tersebut," katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharapnya tewasnya Presiden Iran tidak berpengaruh pada harga minyak dunia yang akan turut mempengaruhi harga komoditas lainnya.
"Karena kalau sudah harga minyak naik terdampak dari peristiwa itu, itu akan berdampak ke mana-mana, ke kenaikan harga barang lainnya. Kita harapkan tidak ada dampak seperti itu," kata Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News