kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Presiden ingatkan WNI di Mesir tidak ikut campur


Kamis, 15 Agustus 2013 / 19:21 WIB
Presiden ingatkan WNI di Mesir tidak ikut campur
ILUSTRASI. Ini Cara Setting Face ID dengan Masker di iPhone, Anti Ribet!. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/25/07/2019


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Mesir untuk tidak terlibat dalam konflik. Selain itu, SBY telah memerintahkan Duta Besar Indonesia untuk Mesir untuk menjaga warga negara Indonesia dari konflik dan kekerasan yang masih terus berlangsung di Mesir.

"Saya berpesan tolong dijaga para mahasiswa, WNI kita agar jangan sampai jadi sasaran yang tidak semestinya, menjauhi tempat-tempat berbahaya, tidak berpihak pada mana pun karena ini urusan Mesir," jelas Presiden SBY dalam keterangan persnya di Istana Negara, Kamis (15/8) 

Pada kesempatan itu, Presiden menyerukan agar pertumpahan darah di Mesir bisa segera diakhiri dan ditemukan solusi yang saling menguntungkan atau win win solution yang sifatnya bisa menghentikan terjadinya pertumpahan darah dan kekacauan yang lebih besar lagi. Ia juga meminta agar Dekan PBB segera mengambil tindakan yang sepatutnya dan diperlukan.

Sementara Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan sampai saat ini, ada sekitar 2.000 WNI di Mesir. Dari informasi yang ia terima, seluruh WNI, khususnya pelajar Indonesia patuh atas imbauan pemerintah.

Hingga saat ini, kata dia, belum ada rencana untuk mengevakuasi WNI dari Mesir. Pemerintah menunggu saran dari perwakilan RI di Mesir. Mereka yang biasa lihat derajat kondisi permasalahan di sana, kata Faizasyah.

Seperti diberitakan, pemerintah Mesir menyebut bentrokan pada Rabu Berdarah telah menewaskan 343 orang dengan rincian 300 warga sipil dan 43 polisi. Namun, Ikhwanul Muslimin mengklaim bahwa kerusuhan terburuk sejak revolusi 2011 itu telah menewaskan setidaknya 2.200 orang dan 10.000 orang terluka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×