kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prediksi BI, CAD tahun 2019 turun menjadi 2% dari PDB


Rabu, 05 September 2018 / 15:45 WIB
Prediksi BI, CAD tahun 2019 turun menjadi 2% dari PDB
ILUSTRASI. Gubernur BI Perry Warjiyo


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memproyeksi, defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) pada tahun depan bakal mengecil menjadi 2% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Hal ini bisa diraih lewat upaya BI dan pemerintah untuk perkecil CAD.

“CAD pada 2019 kami perkirakan akan turun. Kami perkirakan pada 2018 ini CAD kurang lebih 2,5% dari PDB, dan tahun depan jadi 2% dari PDB,” kata Gubernur BI Perry di Gedung DPR RI, Rabu (5/9).

Perry melanjutkan, hal ini bisa terealisasi lewat empat langkah yang ditempuh oleh BI dan pemerintah.

Pertama, penggunaan biodiesel B20 untuk transportasi public service obligation (PSO) dan Non-PSO berbahan bakar solar. Dengan mengurangi impor minyak mentah, mengganti dengan B20 maka penghematan devisa diperkirakan US$ 2 miliar tahun ini dan tahun depan bisa US$ 9 miliar - US$ 10 miliar.

“Sehingga tahun depan ada kemudian tambahan devisa US$ 9 miliar - US$ 10 miliar yang akan turunkan CAD mulai triwulan-triwulan ke depan,” ujarnya.

Kedua, pemerintah dan BI juga dorong peningkatan sektor pariwisata untuk menarik devisa dari wisatawan asing.

“Kami juga sedang dorong pariwisata dengan beberapa proyek, Misalnya, penambahan anjungan di Bali yang bisa tambah 3 juta wisman yang menghasilkan US$ 43 miliar devisa. Ada pula airport New Yogyakarta yang akan beroperasi tahun depan yang bisa menambah 400 ribu wisman dan mendatangkan sekitar US$ 400 juta tambahan devisa akan masuk,” jelasnya.

Ketiga, meningkatan penggunaan komponen lokal (TKDN).

Keempat, meningkatkan daya dorong belanja pemerintah untuk menggerakkan ekonomi domestik.

“CAD yang turun ini juga menjadi faktor pada 2019 tekanannya tidak seberat tahun ini,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×