Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan mencatat, posisi utang pemerintah hingga Agustus 2023 sebesar Rp 7.870,35 triliun. Posisi utang tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan Juli 2023 yang sebesar Rp 7.855,53 triliun.
Mengutip BUKU APBN KITA, meski posisi utang ada sedikit kenaikan, pemerintah memastikan utang Indonesia aman. Salah satunya tergambar dari rasio utang yang menurun menjadi 37,84% dari Produk Domestik Bruto (PDB) jika dibandingkan akhir tahun 2022.
“Rasio utang ini juga berada di bawah batas aman 60% PDB sesuai UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,” tulis laporan tersebut, dikutip pada Minggu (24/9).
Adapun komposisi utang pemerintah didominasi oleh utang domestik yaitu sebanyak 72,29%. Sementara berdasarkan instrumen, komposisi utang pemerintah mayoritas berupa Surat Berharga Negara (SBN) dengan porsi mencapai 88,88%.
Baca Juga: Soal Potensi Penurunan Suku Bunga, BI: Kondisi Global Masih Tak Menentu
Nominal SBN mencapai Rp 6.995,18 triliun, meliputi SBN domestik sebesar Rp 5.663,94 triliun dan valuta asing (valas) Rp 1.331,51 triliun. Sedangkan pinjaman tercatat sebesar Rp 875,17 triliun, terdiri dari pinjaman dalam negeri sebesar rp 25,11 triliun, dan pinjaman luar negeri sebesar Rp 850,05 triliun.
Berdasarkan realisasi tersebut, Pemerintah menyebut telah melakukan pengelolaan utang secara baik dengan risiko yang terkendali, antara lain melalui komposisi yang optimal, baik terkait mata uang, suku bunga, maupun jatuh tempo.
Selain itu, pemerintah mengutamakan pengadaan utang dengan tenor menengah panjang dan melakukan pengelolaan portofolio utang secara aktif. Per akhir Agustus 2023, profil jatuh tempo utang Indonesia terbilang cukup aman dengan rata-rata tertimbang jatuh tempo (average time maturity/ATM) di kisaran 8 tahun.
Pengelolaan utang pemerintah melalui penerbitan SBN terus diupayakan untuk mendukung pengembangan dan pendalaman pasar keuangan domestik, inklusi keuangan, serta upaya peningkatan literasi keuangan masyarakat dari savings society menjadi investment society.
Sejalan dengan hal tersebut, kepemilikan investor individu dalam SBN domestik terus mengalami peningkatan sejak 2019 yang hanya mencapai 2,95% menjadi 6,98% per Akhir Agustus 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News