Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog menyebut sepanjang tahun 2022 ini konsumsi daging beku kerbau meningkat. Hal ini dibuktikan dengan bertambahnya kebutuhan daging beku kerbau pada tahun ini.
Direktur Bisnis Bulog Febby Novita mengatakan, pada tahun ini Bulog mendapatkan penugasan importasi daging beku sebanyak 100.000 ton dari sebelumnya pada tahun 2021 sebanyak 80.000 ton.
“Saya tidak pegang data pastinya tapi yang jelas meningkat, karena daging beku yang kita beli juga sangat cepat habisnya, kurang lebih saat ini kebutuhan per bulannya 12.000 ton,” terang Febby di Jakarta, Rabu (27/7).
Menurut Febby, hal ini juga didorong dengan isu penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan sapi di Indonesia, sehingga masyarakat juga mulai beralih mengonsumsi daging beku kerbau.
Baca Juga: Pastikan Hewan Ternak Beserta Produknya Aman dari PMK, Satgas Addendum SE 3/2022
Febby menyampaikan, saat ini pihaknya juga terus mensosialisasikan bahwa daging beku kerbau aman dikonsumsi, dan dapat dijadikan alternatif pengganti daging karena memiliki kandungan protein dan gizi yang serupa.
“Saat ini, masyarakat sudah banyak yang mengonsumsi daging beku kerbau karena dari harga juga lebih murah Rp. 80.000 per kg dari pada daging sapi. Rasanya juga hampir tidak perbedaan. Mungkin karena PMK juga, ibu-ibu kan pada takut ya lihat daging sapi sekarang,” terang Febby.
Dengan peningkatan jumlah konsumsi, kata Febby, 100.000 ton daging ton yang diimpor Bulog sebetulnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dengan kebutuhan per bulan daging beku kerbau sebanyak 12.000 per ton saja pada kondisi normal, dalam satu tahun memerlukan 140.000 ton daging.
Sementara, pemerintah hanya menugaskan Bulog untuk menyerap 100.000 ton.
“Seharusnya ada penambahan ya, apalagi pada akhir tahun ada momen Natal dan Tahun Baru dimana konsumsi daging meningkat,” kata Febby.
Baca Juga: Bulog Pastikan Daging Beku Kerbau Impor Bebas PMK
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News