kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.966.000   6.000   0,31%
  • USD/IDR 16.769   91,00   0,54%
  • IDX 6.738   14,83   0,22%
  • KOMPAS100 972   3,84   0,40%
  • LQ45 756   2,10   0,28%
  • ISSI 214   1,09   0,51%
  • IDX30 392   0,66   0,17%
  • IDXHIDIV20 469   -1,64   -0,35%
  • IDX80 110   0,51   0,47%
  • IDXV30 115   -0,23   -0,20%
  • IDXQ30 128   -0,10   -0,08%

Petisi Tolak PPN 12% Ditandatangani Lebih dari 150.000 Warganet


Jumat, 20 Desember 2024 / 12:06 WIB
Petisi Tolak PPN 12% Ditandatangani Lebih dari 150.000 Warganet
ILUSTRASI. Penolakan PPN 12% oleh warganet tertuang dalam petisi online di platform Change.org berjudul 'Pemerintah, Segera Batalkan Kenaikan PPN!'.


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Penolakan warganet terhadap kebijakan pajak pertambahan nilai (PPN) 12% ternyata masih berlangsung. Walaupun, pemerintah telah mengumumkan bahwa tarif PPN 12% tetap berlaku mulai 1 Januari 2025 mendatang. 

Penolakan PPN 12% oleh warganet tersebut, tertuang dalam petisi online di platform Change.org berjudul 'Pemerintah, Segera Batalkan Kenaikan PPN!'.

Sejak dibuat pada 19 November 2024 hingga berita ini diturunkan, petisi online tersebut sudah ditandatangani oleh 150.180 warganet.

Petisi ini dibuat sebagai bentuk protes terhadap kebijakan yang dianggap akan membebani masyarakat, terutama kelompok menengah ke bawah. Salah satu akun penggagas petisi, Bareng Warga menyampaikan, kenaikan tarif PPN akan meningkatkan harga barang dan jasa, yang pada akhirnya menggerus daya beli masyarakat. 

Baca Juga: Berlaku 2025, Ini Daftar Barang Kena PPN 12%, Cek Dampaknya Terhadap Perekonomian

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, kebijakan tarif PPN 12% ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).

"Sesuai dengan amanat UU HPP dengan jadwal yang ditentukan tarif PPN akan naik 12% per 1 Januari 2025," tutur Airlangga dalam konferensi pers, Senin (16/12).

Airlangga bilang, untuk menjaga daya beli masyarakat pemerintah memberikan stimulus kebijakan ekonomi, yakni bagi rumah tangga berpendapatan rendah PPN ditanggung pemerintah 1%, atau hanya dikenakan tarif 11% saja. Barang-barang pokok yang dikenakan tarif 11% yakni,  minyak goreng dengan kemasan Minyakita, tepung terigu dan gula industri.

Padahal, sebelumnya pemerintah mengumumkan akan mengenakan tarif PPN 12% ini hanya untuk barang mewah saja. Namun wacana tersebut dibatalkan.

Selanjutnya: 5 Film Natal dari Korea Beragam Genre Mulai Romantis sampai Thriller

Menarik Dibaca: 5 Film Natal dari Korea Beragam Genre Mulai Romantis sampai Thriller

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×