kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peta politik PDIP dan Gerindra di Gubernur Jabar


Rabu, 08 November 2017 / 20:59 WIB
Peta politik PDIP dan Gerindra di Gubernur Jabar


Reporter: Agus Triyono | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peta persaingan politik dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur diperkirakan akan sengit. Peta tersebut nantinya dipengaruhi oleh dua partai besar; PDIP dan Partai Gerindra.

Maklum saja, walaupun sampai saat ini sudah ada tiga kandidat dengan elektabilitas tinggi seperti Ridwan Kamil dan Dedi Mizwar, sampai saat ini, kedua partai politik tersebut belum juga menentukan siapa pilihannya.

Arif Susanto, pengamat politik dari Exposit Strategic mengatakan sikap, kedua partai tersebut nantinya akan menentukan jumlah pasangan gubernur dan wakil gubernur yang akan bertarung dari pemilihan kepala daerah Jawa Barat 2018 mendatang. "Walaupun kemungkinannya dua atau tiga," katanya Rabu (8/11).

Walaupun menentukan peta, Arif mengatakan, PDIP khususnya harus hati- hati dalam menentukan pilihan. Setiap pilihan yang mereka ambil punya konsekuensi politik masing-masing.

Jika pada akhirnya nanti PDIP memutuskan bergabung dengan koalisi besar pengusung Ridwan Kamil bersama Golkar, PPP, PKB konsekuensinya calon yang diusung berpotensi menang dibanding jika mengusung Dedi Mulyadi.

"Konsekuensi negatifnya, kue yang didapat tentunya lebih kecil karena mereka masuk belakangan," katanya.

Jika PDIP kemudian memilih mencalonkan Dedi, kemungkinan besar mereka sulit mencari pasangannya. Hitungan Arif bila skenario yang digunakan PDIP kemudian mengusung Dedi Mulyadi dengan wakilnya Puti Guntur, langkah tersebut akan berisiko bagi mereka.

Pasangan Dedi dengan Puti akan sulit mendapatkan dukungan dari kantong pemilih Islam di Jawa Barat. Pun halnya, ketika PDIP memilih calon non kader yang punya popularitas. Itu akan menyulitkan kontrol mereka di Jawa Barat. Ray Rangkuti, pengamat politik Lingkar Madani mengatakan, mengusung Dedi bagi PDIP juga berisiko. Dedi kemungkinan besar akan digempur isu SARA.

"Akan ada upaya menolak dari masyarakat yang atas namakan Islam karena Dedi selama ini lebih dianggap memajukan budaya ketimbang agama," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×