kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.880.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.260   50,00   0,31%
  • IDX 6.928   30,28   0,44%
  • KOMPAS100 1.008   6,44   0,64%
  • LQ45 773   2,07   0,27%
  • ISSI 227   2,98   1,33%
  • IDX30 399   1,47   0,37%
  • IDXHIDIV20 462   0,59   0,13%
  • IDX80 113   0,62   0,55%
  • IDXV30 114   1,38   1,22%
  • IDXQ30 129   0,27   0,21%

Pesan Boediono soal defisit anggaran


Rabu, 30 November 2016 / 16:01 WIB
Pesan Boediono soal defisit anggaran


Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Wakil Presiden RI Periode 2009-2014 Boediono mengingatkan pemerintah untuk hati-hati terkait adanya wacana memperlebar defisit anggaran lebih dari tiga persen.

"Kalau ada wacana kita lepaskan ini (defisit tiga persen), saya pesan hati-hati saja, karena kita bisa saja akan kembali ke masa APBN jadi sasaran tarik menarik yang besar dan bisa lepas kendali," ujar Boediono saat menjadi pembicara dalam seminar "Tantangan Pengelolaan APBN Dari Masa Ke Masa" di Jakarta, Rabu (30/11).

Sebelumnya, memang sempat ada wacana memperlebar defisit anggaran yang saat ini maksimal tiga persen sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Wacana tersebut muncul seiring dengan kekhawatiran tidak optimalnya program pengampunan pajak.

Sejumlah negara di Asia defisit anggarannya lebih dari tiga persen seperti Vietnam yang mencapai 5,4 persen pada 2015 lalu dan India yang mencapai 3,9 persen pada tahun lalu.

Kendati demikian, pemerintah sendiri sudah mengonfirmasi bahwa pemerintah tetap akan menggunakan defisit anggaran sesuai dengan undang-undang yakni maksimal tiga persen dan tidak ada rencana mengubahnya.

Boediono kembali mengingatkan, pada tahun 1950-an hingga pertengahan 1960-an, APBN saat itu berperang sebagai bagian dari masalah (part of problem), bukan bagian dari solusi (part of solution). Ia menuturkan, pada saat itu APBN mengalami proses yang lepas kendali.

"Mula-mula tidak berat, terus jadi lepas kendalinya. Ini jadi pengalaman yang luar biasa setelah itu, jangan sampai APBN menjadi penyebab krisis. Makanya rambu-rambunya ada," ujar Boediono.

Oleh karena itu, lanjut Boediono, ia berharap dan mengingatkan agar wacana memperlebar defisit anggaran perlu dipikirkan dengan lebih matang dan lebih hati-hati untuk direalisasikan, karena risiko yang akan dihadapi sangat besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×